KULONPROGO, iNews.id - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo menggenjot produksi buah vanili. Komoditas ini dipercaya menjadi emas hijau yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Muhammad Aris Nugroho mengatakan, vanili merupakan salah satu produk pertanian yang pernah berjaya. Tanaman ini cocok dikembangkan di Perbukitan Menoreh. Buah ini harganya cukup tinggi dan banyak diminati pasar dalam dan luar negeri.
"Kami akan kembangkan dengan konsep agro edu wisata, agar vanili menjadi emas hijau," kata Aris Nugroho, Rabu (8/12/2021).
Konsep ini sengaja ditawarkan agar banyak wisatawan yang datang dan belajar. Mulai dari mengenal tanaman vanili, hingga produk dan penjualannya. Tanaman ini banyak dikembangkan petani di Girimulyo, Kokap, Pengasih, Girimulyo dan di Samigaluh dengan luasan mencapai sembilan hektare. Sedangkan di DIY luasannya total mencapai 14 hektare dan sisanya dikembangkan di Sleman.
Produksi vanili kering pada 2020 mencapai dua ton. Angka tersebut terbilang rendah. Oleh karena itu, di 2022 capaian vanili di Kulonprogo ditargetkan mengalami peningkatan. Apalagi harga vanili basah saja sudah mencapai Rp200 sampai Rp500 ribu. Apalagi kalau diolah menyentuh angka Rp2 jutaan lebih.
"Ini nilainya sangat tinggi dan sangat menguntungkan," katanya.
Kepala Dinas Kominfo Kulonprogo Agung Kurniawan mengatakan, produk vanili ini harus didorong agar lebih dikenal pasar. Promosi dan pemasaran harus digenjot agar mampu menarik konsumen datang.
"Ini adalah produk unggulan Kulonprogo yang harus didorong agar lebih dikenal,"katanya.
Tanaman vanili baru bisa dipanen setelah berumur antara satu sampai dua tahun. harga buah vanili dari Kulonprogo kerap di atas harga pasar karena kualitasnya terjaga. Satu kilogram vanili basah dijual dengan harga Rp325.000.
Budi daya vanili butuh ketelitian dan perawatan yang intensif. Tanaman ini bisa dikembangkan dengan metode stek dengan panjang sekitar satu meter.
"Tanaman vanili tidak membutuhkan pemberantasan hama kimiawi. Secara alami, hama sudah bisa dicegah," kata Surasa, Anggota Kelompok Tani Ayem, Kalurahan Pagerharjo, Samigaluh.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait