Sejarah petrus, para penembak misterius di Era Orde Baru menarik untuk dicermati. (Foto: Ilustrasi/Ist)
Pada waktu itu, orang-orang yang dianggap sebagai gali (gabungan anak liar) maupun preman dilaporkan hilang dan kemudian ditemukan tewas. 

Rata-rata dari mereka mengalami luka tembak mematikan di bagian kepala dan beberapa di bagian leher. Bahkan, beberapa dari mereka adalah tokoh gali yang terkenal di kalangan masyarakat Yogyakarta. 

Operasi Petrus nampaknya menjadi sejarah perjalanan premanisme yang terjadi di DIY. Dikutip dari akun Facebook Jogja Rikala Semana OPERASI PETRUS DI YOGYAKARTA  yang menyadur dari majalah Angkasa Edisi Koleksi - The World’s Most Shocking Covert Operations (Delapan operasi terselubung paling menggegerkan) / Koleksi No.75 / September / Tahun 2011, Petrus memang ada.

Pada tahun 1980-an, suasana kota Yogyakarta cukup mencekam. Para preman yang selama itu dikenal sebagai gabungan anak liar (gali) dan menguasai beberapa wilayah dibuat resah.

Karena tiba-tiba mereka diburu oleh tim Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK), yang kemudian dikenal sebagai Petrus (Penembak misterius). Ketika melakukan aksinya, tak jarang suara letusan senjata para penembak terdengat oleh masyarakat sehingga suasana jadi makin mencekam. 

Mayat-mayat para korban penembakan atau pembunuhan misterius itu pada umumnya mengalami luka tembak di bagian kepala, dan leher, lalu kemudian dibuang di lokasi yang mudah ditemukan oleh penduduk sekitar. 

Ketika ditemukan, mayat biasanya langsung dikerumuni warga dan menjadi tontonan masyarakat, esok harinya, lalu menjadi headline di media massa yang terbit di Yogyakarta.

Aksi OPK melalui modus Petrus tersebut dengan cepat menimbulkan ketegangan dan teror bagi para pelaku kejahatan, karena korbankorban OPK di kota-kota lainnya pun mulai berjatuhan. 

Selama sebulan OPK di Yogyakarta, paling tidak enam tokoh penjahat tewas terbunuh. Para korban tewas yang ditemukan rata-rata mengalami luka tembak parah di kepala dan lehernya. Dua diantara korban OPK yang berhasil diidentifikasi adalah mayat Budi alias Tentrem (29) dan Samudi Blekok alias Black Sam (28). 

Mayat Budi yang dulu ditakuti dan dikenal lewat geng mawar Ireng-nya, menjadi korban tak berdaya yang terkapar di parit di tepi jalan daerah Bantul, Selatan Yogyakarta. Peristiwa itu terjadi di awal tahun 1985.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network