YOGYAKARTA, iNews.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X menanggapi santai soal angka kemiskinan di DIY yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Sultan, angka kemiskinan yang dirilis oleh BPS hanya mendasarkan pada tingkat konsumsi. Sementara faktor lain di luar konsumsi tidak diperhitungkan.
Yang terjadi di DIY, kata Sultan, banyak masyarakat yang rela tidak makan namun ternaknya kecukupan. Tidak sedikit yang berlantaikan tanah, tetapi memiliki tabungan ternak yang banyak. “Masyarakat itu nrimo ora mangan, tapi ternaknya cukup,” ujar Sultan di kepatihan, Selasa (16/7/2019).
Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2019 menyebutkan, jumlah warga miskin sebanyak 446.000 jiwa atau sekitar 11,7 persen dari penduduk DIY.
Angka ini mengalami penurunan dibanding dengan jumlah warga miskin pada September 2018 lalu 450.250 orang. “Pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin di DIY sebanyak 448.470 orang atau 11,7 persen terhadap total penduduknya,” kata Kepala BPS DIY, Johanes de Britto Priyono di kantornya, Senin (15/7/2019).
Dia menyebutkan, penduduk miskin di DIY, paling banyak terdapat di daerah perkotaan. Pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan DIY tercatat sebanyak 304.660 orang atau lebih dua kali lipat jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan yang banyaknya 143.810 orang.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DIY, Huda Tri Yudiana mengaku pesimistis target pemda DIY untuk menekan angka kemiskinan hingga 7,30 persen tercapai. “Sepertinya sulit target kemiskinan di DIY sesuai RPJMD tercapai,” kata Huda Tri Yudiana.
Pemda DIY, kata dia, sudah menargetkan untuk menurunkan satu persen per tahun. Namun realisasinya hanya 0,18 persen. Artinya dengan hasil BPS, pada 2022 angka kemiskinan masih di atas 8 persen, jika setiap tahun mampu menurunkan 1 persen kemiskinan.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait