Bertepatan dengan HUT ke-17 KKO-AL pada 1962, diadakan perubahan lambang emblem baret Keris Samudera dikelilingi oleh pita dengan tulisan “Jalesu Bhumyamca Jayamahe” dan terdapat tulisan “Korps Komando” di bawahnya. Di antara tulisan Korps dengan Komando terdapat angka 1945 yang menandakan Korps Marinir lahir.
Seluruh lambang dan tulisan emblem tersebut terbuat dari kuningan yang beralaskan warna merah segi lima. Pada 1968, Diadakan lagi perubahan yaitu dengan member garis pinggir “Kuning” dari segi lima merahnya.
Dari aspek organisasi, personel, peralatan, dan persenjataan Korps Marinir, terus mengalami perkembangan yang cukup pesat yang menjadikan Korps Baret Ungu sebagai alat pertahanan negara yang cukup besar dan andal. Usai perang kemerdekaan tepatnya pada 1951 status organisasi KKO-AL adalah sebagai Kotama ALRI dengan sebutan Pasukan Komando (Pasko) dimana Markas Komando merupakan juga Markas KKO-AL. Pada 1955-1959 KKO-AL mengalami perubahan dalam organisasi.
Untuk susunan organisasi terdiri atas Markas Besar KKO-AL, Komando Utama KKO-AL, Pastermar, Paskohanmarnas, dan Unsur-unsur Pelayanan Kotama. Usai Operasi Trikora kekuatan KKO-AL sangatlah besar dengan dibentuknya Pasukan Komando Armada I di Surabaya, Pasukan Komando Armada II di Jakarta, dan Pasukan Induk Komando di Surabaya.
Pada 1975 terjadilah suatu peristiwa yang penting bagi keberadaan Korps, di mana nama Korps Komando Angkatan Laut yang telah digunakan sejak 1950 dikembalikan lagi menjadi Korps Marinir sesuai dengan sejarah lahirnya Korps sejak 1945. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Kasal No Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 November 1975.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait