YOGYAKARTA, iNews.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap kejadian amblesnya jalan proyek Underpass Kentungan, Yogyakarta dan mengakibatkan dua kendaraan masuk ke lubang galian, pada Selasa (23/7/2019) lalu, tidak terjadi lagi. Jangan sampai peristiwa itu terulang lagi di kemudian hari.
Diketahui, dua kendaraan yang terjerembap masuk ke lubang galian proyek di Jalan Ring Road Utara Yogyakarta, di wilayah Sleman, yakni, truk pengangkut kayu bernomor polisi H 1472 UI. Truk itu dikemudikan Ahmad Mujahidin (33), warga Batang. Sementara yang kedua, Toyota Land Rover TDI-110, dikendarai turis Australia Rule Michael John (45) bersama istri dan anaknya.
“Tidak boleh ada lagi, itu pertama dan terakhir,” kata Sultan ketika dimintai tanggapan atas kecelakaan itu, Kamis (25/7/2019).
Sultan mengaku tidak bisa banyak berkomentar terkait kejadian tersebut. Proyek Underpass Kentungan yang terletak di Jalang Ringroad, Utara, Sleman ini dibiayai menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Praktis, semuanya menjadi urusan dan kewenangan pemerintah pusat.
Raja Keraton Yogyakarta ini juga tidak mendapatkan laporan detail mengenai kecelakaan dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Apakah karena memang rambu yang minim, atau penyebab lain. “Itu urusan pusat, saya tidak tahu. Apa karena rambu kurang atau faktor lain,” ujarnya.
Pascakejadian itu, jalur ini langsung ditutup untuk penyelidikan. Namun selang sehari, jalur ikembali dibuka dan lalu lintas kembali normal.
Kepala Divisi Operasi PT Istaka Karya, Wirawan selaku pelaksana proyek Kentungan mengatakan, penyebab dua kendaraan terguling di proyek underpass sepanjang 17 meter dan tinggi 3 meter itu karena tanah ambrol. Hal ini memicu truk bermuatan kayu dan mobil Toyota Land Rover milik warga Australia terguling.
“Mungkin karena overload, tanah di tebing galian sisi utara proyek underpass ambrol yang menyebabkan kendaraan terguling ke dalam,” katanya.
Jalan yang ada di samping proyek sebenarnya hanya boleh dilewati untuk kendaraan kecil seperti roda dua dan mobil pribadi. Proyek juga sudah memasang rambu larangan bagi truk dan bus besar melintas. Namun, masih ada yang nekat melintas hingga akhirnya truk bermuatan kayu terguling.
“Kami akan timbun tanah di lokasi dan lakukan penguatan di tebing yang ambrol,” katanya.
Dia mengatakan, kecelakaan itu tidak akan berpengaruh terhadap pengerjaan proyek. Saat ini pekerjaan tetap dilaksanakan dan sudah sekitar 50 persen. Sesuai dengan target, underpass ini akan dioperasionalkan pada akhir tahun nanti.
“Proyek tetap jalan terus nggak terhambat. Proyek tetap dilanjutkan dengan langkah pengamanan lebih,” ujarnya.
Agar tidak ada kejadian serupa, jalur lambat hanya dibuat satu jalur, tidak seperti sebelumnya yang dua jalur. Pihaknya juga menempatkan petugas untuk mengawasi proyek. “Kami akan buat portal di ujung agar kendaraan besar tidak bisa masuk dan hanya kendaraan kecil,” ujarnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait