BANTUL, iNews.id- Kasus hewan yang terindikasi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Bantul terus bertambah. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bantul menyebut hanya ada 5 dari 17 kapanewon yang bebas PMK.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan, hingga Selasa (7/6/2022) sore kemarin pihaknya mencatat setidaknya ada 460 hewan ternak di wilayah kabupaten Bantul yang terindikasi terjangkit PMK. Dari 460 tersebut didominasi oleh hewan ternak berjenis sapi kemudian disusul dengan domba.
Joko menambahkan, 460 hewan ternak yang terindikasi terjangkit PMK tersebut tersebar di 12 Kapanewon. Namun kapanewon mana saja yang ditemukan PMK dirinya mengaku tidak hafal. Hanya saja Joko mengungkapkan Kapanewon yang paling banyak kasus terpapar PMK adalah Pleret.
"Di sana memang paling banyak ditemukan suspect PMK tersebut,"ujar dia, Rabu (8/6/2022).
Joko mengatakan Kapanewon Pleret merupakan wilayah tertinggi ditemukannya hewan ternak yang terjangkit PMK karena memang wilayah ini lalu lintas hewan ternaknya cukup tinggi. Di mana di Kapanewon ini juga banyak ditemukan jagal atau tukang sembelih hewan ternak.
Hewan ternak yang mereka sembelih tersebut biasanya berasal dari luar daerah sehingga kondisi kesehatannya juga kurang terkontrol. Di samping itu kapanewon Pleret juga banyak ditemukan peternak-peternak baik sapi maupun domba.
"Jadi wajar kalau paling tinggi," ujarnya.
Kendati sudah menyebar di sebagian wilayah Kabupaten Bantul namun pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menandaskan tidak akan menutup pasar hewan di wilayah mereka. Alasannya karena perekonomian belum pulih sepenuhnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait