BANTUL, iNews.id - Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Bantul mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menetapkan libur hari Raya Idul Adha selama dua hari. Antara NU dan Muhammadiyah sudah terbiasa berbeda dalam penetapan hari raya sebagai bagian dari toleransi beragama.
Ketua Pengurus Cabang NU Bantul, KH Damanhuri mengatakan, ada potensi perbedaan dalam menentukan Idul Adha tahun ini. Hal ini sudah biasa terjadi di antara NU dan Muhammadiyah.
Hasil sidang isbat, Minggu (18/6/2023) malam diputuskan Selasa (20/6/2023) besok masuk bulan Dzulhijah atau besar. Sehingga Idul Adha-nya pada hari Kamis (29/6/2023).
"Tetapi kan ada pihak yang beda dalam sistem perhitungannya yaitu wujud hilal di mana ujud hilal sudah sejak tadi malam sehingga memungkinkan hari raya hari Rabu," katanya.
Perbedaan dalam menentukan tanggal ini tidak perlu diperdebakan bagi umat Muslim. Justru perbedaan ini menjadikan toleransi semakin kuat. Yang berbeda hanya harinya namun tanggalnya tetap sama yaitu 10 Dzulhijah.
"Itu (libur dua hari) wujud dari toleransi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, Qomaru mengatakan, warga Muhammadiyah sudah dewasa dan terbiasa dengan perbedaan. Tidak hanya perbedaan salat Idul Adha saja, tetapi perbedaan yang lain. Perbedaan ini merupakan Rahmatan Lil Alamin sebagai sebagai hasanah kekayaan beribadah masing-masing.
"Yang salah itu ketika kita berbeda kemudian saling menyalahkan dan menjelekkan satu sama yang lain," kata dia.
Terkait pelaksanaan takbir keliling, Qomaru mengaku akan berkoordinasi dengan pihak keamanan besok. Meskipun berbeda, takbir keliling akan dilaksanakan dan bukan menjadi masalah.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait