KULONPROGO, iNews.id - Rekonstruksi kasus pembunuhan janda di Kabupaten Kulonprogo diwarnai aksi pemukulan. AD yang merupakan anak dari korban emosi dan memukul tersangka Agus Trikoyopari Sudo (51) ketika hendak mengikuti reka ulang. Beruntung aksi ini berhasil dilerai oleh petugas kepolisian.
Aksi pemukulan ini terjadi ketika tersangka dibawa menuju lokasi pembakaran di Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo. Saat itu ada sejumlah warga yang berada di tepi jalan untuk menyaksikan adegan rekonstruksi. AD yang berdiri di tengah warga langsung menghampiri tersangka dan memukul kepalanya dua kali.
Beruntung aksi ini bisa diredam petugas kepolisian. Polisi langsung mengamankan Ad ke dalam mobil polisi dan dijaga selama proses rekonstruksi berlangsung. Sedangkan tersangka melakukan 25 adegan, dari pertemuan dengan korban, menyiram bensin sampai membakar dan kabur.
“Saya cuma mau balas dendam, ibu saya meninggal dan sekarang saya hidup sendiri," teriak AD ketika diamankan petugas.
Rekonstruksi berjalan dengan lancar dengan 25 adegan. Lokasi dipasang garis polisi dan warga yang ingin menyaksikan harus berada di luar. Sejumlah polisi berseragam maupun yang preman juga mengamankan lokasi.
“Di sini ada 25 adegan, karena ada beberapa tambahan,” kata Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Munarso yang memimpin rekonstruksi.
Selain di Banyuroto, reka ulang juga dilakukan di Sentolo di rumah pelaku. Saat itu tersangka sempat bertemu, membeli bensin dan menyiapkan bensin ke dalam motor untuk menemui korban.
“Reka ulang ini untuk melengkapi berkas pemeriksaan dan menambah fakta baru,” katanya.
Kasus pembakaran ini terjadi pada 5 September silam dan menimpa Catur Atminingsih (54) warga Banyuroto Nanggulan. Korban akhirnya meninggal pada 19 Oktober di RSUD Wates. Sedangkan pelaku diamankan polisi pada 29 Oktober setelah sempat kabur dan ditetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang).
Pelaku mengaku menyiram dan membakar korban karena sakit hati. Antara dia dengan korban sudah berpacaran selama tiga tahun. Saat diajak menikah, korban menolak. Hal ini membuat pelaku emosi dan membakar.
“Saya sakit hati dan ingin memberikan pelajaran,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait