SLEMAN, iNews.id - Puluhan warga yang berada di lereng Gunung Merapi masih bertahan di barak pengungsian Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY, Rabu (23/5/2018) malam.
Mereka memilih menginap di pengungsian karena khawatir dengan aktivitas Gunung Merapi yang dalam beberapa hari terakhir meletus dan diguncang gempa tremor.
Dari data Pemerintah Desa Glagaharjo, ada 39 warga yang memilih tinggal di pengungsian. Mereka sebagian besar wanita lanjut usia dan anak-anak. Masih banyaknya warga yang mengungsi membuat pihak desa mendirikan dapur umum guna membantu kebutuhan makan dan minum pengungsi.
Selain dapur umum, puluhan pengungsi lansia dan anak-anak ini juga mendapatkan bantuan berupa peralatan mandi maupun sarana penunjang lain.
Namun karena masih merupakan inisiatif dari pemerintah desa setempat, pendirian dapur umum ini belum ditunjang dengan peralatan memadai. Banyak perkakas dapur atau memasak yang meminjam ke warga. Keperluan bahan makanan dan sayur mayur juga jumlahnya terbatas.
Kendati masih mencukupi untuk keperluan pengungsi baik untuk makan pagi atau sahur hingga makan malam atau saat berbuka puasa, pihak pemerintah desa telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah sleman untuk bisa mendapatkan bantuan.
Salah seorang pengungsi, Margiyanti menuturkan, kebutuhan mendesak bagi pengungsi saat ini adalah alat keperluan memasak. “Yang diperlukan kalau sekarang terutama peralatan memasak dan makan minum masih banyak yang pinjam. Kalau untuk masakannya ya apa adanya,” katanya.
Perangkat Desa Glagaharjo, Heri Prasetyo mengatakan, logistik kebutuhan makan tidur sementara terpenhui dari pemda. “Kalau kurang ini bagian pengadaan juga cari kebutuhan lain. Untuk dapur umum kerja sama komunitas Yogya, ibu-ibu PKK. Tiap hari masak untuk sarapan makan siang makan sahur juga,” katanya.
Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus memantau aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah.
Pemantauan intensif dilakukan setelah gunung teraktif itu hari ini dua kali meletus secara freatik. Letusan pertama terjadi pada pukul 03.32 WIB dan letusan kedua pada pukul 14.45 WIB.
Pada letusan pertama, berdasarkan rekaman seismik dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah dan Kaliurang, Sleman, letusan ini memiliki durasi 4 menit dan amplitudo maksimum 55 mm. Secara visual terlihat tinggi kolom letusan 2.000 meter mengarah ke barat daya.
Dampak dari letusan ini telah mengakibatkan terjadinya hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang terutama di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) II dan III meliputi Desa Keningar, Sumber, Dukun, Kalibening. Jangkauan abu vulkanik bahkan mencapai 25 kilometer sampai ke kawasan Candi Borobudur.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait