"Alas terbalik terbukti efektif. Pernah saya dikejar-kejar lima personel pasukan musuh tapi mereka berhasil saya kecoh. Saya cukup melompat dan bersembunyi di semak, sementara para pengejara saya berlari-lari menuju arah yang berlawanan," kata Tatang.
Selain itu, Tatang juga mahir melacak jejak. Khusus korban yang ditembak di kepala biasanya darah yang berceceran di tanah ada campuran warna putih karena berasal dari cairan otak.
Sedangkan jika darah berwarna merah dan jumlahnya banyak biasanya korban terkena tembakan di bagian dada.
Tatang Koswara wafat pada 3 Maret 2015 pukul 19.30, karena serangan jantung. Dia sempta dilarikan ke RS Medistra Jakarta namun nyawanya tak tertolong.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait