Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mensimulasikan pengembangbiakkan nyamuk berwolbachia saat peluncuran program Si Wolly Nyaman di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Jumat (21/5/2021). (Foto: Sindonews/Priyo Setyawan)

SLEMAN, iNews.id - Kasus deman berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi. Setiap tahun juga ditemukan adanya pasien yang meninggal dunia. Untuk menekan kasus tersebut Pemkab Sleman meluncurkan program Si Wolly Nyaman.

Kasus DBD di Sleman pada 2019 ada 728 kasus, dengan dua kasus kematian. Sedangkan pada 2020 meningkat menjadi 810 kasus dan dua pasien meninggal. Tahun ini sudah ada 112 kasus DBD.  

Pemkab Sleman bersama dengan World Mosquito Program (WMP) dan Yayasan Tahija meluncurkan program Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman (Si Wolly Nyaman). Ini merupakan program pengedalian DBD dengan pelepasan nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia di beberapa wilayah dengan kasus DBD tinggi.

“Penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan untuk menekan kasus DBD di Sleman,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo pada peluncuran Program Si Wolly Nyaman, di  Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Jumat (21/5/2021). 

Peluncurkan  ditandai dengan penyerahan bibit nyamuk yang telah diberikan bakteri Wolbachia, kepada bupati Sleman Kustini. Bibit nyamuk ini kemudaan  diletakkan di  lahan yang dinilai berpotensi untuk pengembangbiakan nyamuk.

Pada peluncuran ini juga dilakukan simulasi bagaimana metode Wolbachia tersebut diimplementasikan, yakni dengan meletakkan ember berisi telur nyamuk  Aedes aegypti ber-Wolbachia di rumah warga dan dibiarkan berkembangk menjadi nyamuk dewasa. Selanjutnya nyamuk dengan Wolbachia tersebut akan melakukan perkawinan dengan nyamuk lokal, sehingga keturunannya menjadi nyamuk dengan Wolbachia.

“Penerapan program ini telah berhasil diujicobakan dan cukup efektif menurunkan penularan virus dengue,” katanya. 

Pengendalian juga dilakukan dengan membentuk kelompok kerja operasional (Pokjanal). terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan dan perumahan dan gerakan jumlah bersih. 
 
Project Leadaer WMP Adi Utari mengatakan, program ini mampu menurunkan 77 persen  kasus DBD di Kota Yogyakarta. Teknologi program Wolbachia cukup aman dan ramah lingkungan serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

“Sleman menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini. Bukan hanya untuk menekan kasus, kami juga mengharapkan menjadi role model bagi wilayah lain,” katanya.

Bupati Sleman Kustini  mengatakan, program ini akan diterapkan di 588 padukuhan di 39 kalurahan dan 14 kapanewon dengan melibatkan 20 puskesmas. Program ini diharapkan bisa menekan kasus DBD hingga 90 persen.   


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network