Menurutnya, Selama masa pandemi mereka tidak mengunakan fasilitas kampus, karena kuliahnya dengan sistem daring. Mestinya kampus bisa melihat kondisi ini agar tidak memberatkan mahasiswa. Pandemi tidak hanya sebatas persoalan transisi proses pembelajaran luring ke pembelajaran daring, namun juga berdampak pada pendapat orang tua mahasiswa.
“Kami menuntut biaya pemotongan SPP sebesar 50 persen, SPP variable tidak menjadi syarat keluarganya nilai,” katanya.
Para mahasiswa juga mendesak transparansi keuangan pengelolaan kampus dan mengecam bentuk represifitas kampus terhadap mahasiswa yang kriris terhadap kebijakan kampus.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait