Dalam tahap ini, mahasiswa diberikan data-data yang diperlukan untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan mereka agar dapat mengembangkan diri menjadi engineering handal.
"Kami berikan semua data-data tambang yang kami miliki. Kemudian ditransfer ke mereka untuk diinterpretasi dan akhirnya menampilkan sesuai dengan imajinasi pengetahuan mereka sampai akhirnya mereka mengambil kesimpulan dan bisa menjadi inputan buat kami," katanya.
Tujuan akhir kompetisi membentuk engineering berkualitas dengan menghadapkan mereka pada permasalahan nyata di dunia profesional dan industri pertambangan.
"Tentu tidak semua lulusan bisa kita tampung, tapi tentu lulusan terbaik dan semua industri yang ada di Indonesia berhak menerima engineering terbaik. Kami tidak memonopoli, kami hanya memberikan wadah untuk mereka berkreasi dan mengembangkan keilmuan yang lebih baik," tuturnya.
Senior Manager Corporate Comunnication PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono mengatakan para mahasiswa juga berkesempatan untuk mengikuti sesi sharing dari para ahli di bidang pertambangan.
"Jadi mereka boleh bertanya, boleh sharing minta pendapat supaya bisa membentuk ide-ide baru untuk dikompetisikan. Jadi selalu dilengkapi, tidak hanya disediakan data tetapi juga ada pembekalan," katanya.
OlympiAR adalah bagian dari program e-coaching jam (ECJ) atau forum diskusi dan berbagi pengetahuan praktis antara para ahli dan praktisi dengan mahasiswa. Sampai saat ini ECJ sudah menjembatani lebih dari 45 ahli pertambangan serta lebih dari 3,500 mahasiswa di Indonesia.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait