SLEMAN, iNews.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) membangun kompleks rumah ibadah bagi lima agama dalam satu kawasan seluas 4.789 meter persegi. Pusat kerohanian ini diharapkan bisa meningkakan kerukunan antar umat beragama dan meneguhkan UGM sebagai kampus Pancasila.
Kelima rumah ibadah yang dibangun ini untuk agama Katolik, Kristen, Konghucu, Hindu dan Buddha. Progress pembangunan saat ini sudah mencapai 46 persen.
“Sudah 46 persen, mudah-mudahan pertengahan Desember sudah selesai,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Arie Sudjito di sela mengunjungi pembangunan pusat kerohanian di Kompleks Perumahan Sekip Blok N, Kamis (17/8/2023).
Arie Sujito menyampaikan kunjungan ini untuk memastikan pembangunan rumah ibadah selesai tepat waktu. Rencananya akan diresmikan pada rangkaian perayaan Dies Natalis UGM pada bulan Desember.
Menurutnya pembangunan pusat rumah ibadah ini diharapkan bisa menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa di bidang kerohanian sekaligus mempraktekkan nilai-nilai kerukunan dan toleransi umat beragama.
“Pusat kerohanian ini bisa menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa, keterhubungan antara praktek akademik baik pendidikan dan pengajaran dengan praktik kerohaniaan,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro mengatakan, pembangunan pusat kerohanian ini semakin menegaskan posisi kampus UGM sebagai kampus inklusif.
“Kami ingin aspek inklusivitas dalam aspek pendidikan dan pengajaran bisa berjalan dan pusat kompleks kerohanian ini menjadi wadah pembelajaran sekaligus tempat mahasiswa mempraktekkan nilai-nilai toleransi dan solidaritas,” katanya.
Sementara Ketua Senat Akademik, Sulistiowati dibangunnya kompleks pusat kerohanian untuk mahasiswa ini sebagai wujud implementasi dari salah satu jati diri UGM sebagai universitas Pancasila.
“Tempat ini bisa menjadi pemersatu seluruh civitas akademika dari berbagai macam agama yang dianut agar bisa menjunjung tinggi keberagaman,”ujarnya.
Ketua Komisi 1 Senat Akademik UGM Prof Regina mengatakan, kompleks pusat kerohanian ini sekitar 4.789 meter persegi dibagi dalam lima bangunan rumah ibadah dengan masing-masing luas bangunan sekitar 300 meter persegi. Setiap rumah ibadah mampu menampung sekitar 250-300 orang sekaligus.
“Selain mahasiswa, rumah ibadah ini juga diperuntukan oleh dosen dan tendik untuk beribadah,” kata Regina.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait