Bedah Buku Nicotone War di UC UGM, Minggu (6/3/2022). (Foto: istimewa)

YOGYAKARTA, iNews.id -  Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), AB Widyanta mengatakan Buku Nicotine War karya Wanda Hamilton tidak hanya buku perang, melainkan politik pengetahuan. Buku ini mengungkap secara gamblang bagaimana politik dagang farmasi dalam berbisnis nikotin.

“Nicotin telah menjadi arena pertarungan kuasa yang  senantiasa mengkonsolidasikan berbagai strategi yang kompleks melalui perlengkapan, manuver, teknik dan mekanisme tertentu,”kata AN Widyanta pada bedah buku Nicotine War: Membedah Siasat Korporasi Farmasi Jualan Nikotin, di UC UGM, Jumat (4/3/2022). 

Menurutnya, ada sebuah relasi pengetahuan. Dalam buku ini dipaparkan bagaimana pertarungan politik yang keras. Namun semuanya harus menjaga agar kebenaran tidak dikorbankan dalam  menjaga kedaulatan bangsa dan negara, termasuk kedaulatan hukum. 

Arsiparis muda, Muhidin M Dahlan mengkategorikan Nicotine War sebagai buku perang. Dulu merokok adalah akvitas yang normal. Namun seiring waktu berubah rokok menjadi pembinasaan manusia, penyebab kemiskinan dan memperluas pengangguran.

Nicotine War tidak hanya dikatakan buku perang melainkan juga buku yang sarat akan kepentingan ekonomi dan politik. Hal itu terlihat bagaimana nikotin ingin direbut kemudian dipatenkan. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan. 

"Kampanye perang terhadap rokok berdampak serius terhadap regulasi dan penyempitan ruang Industri Hasil Tembakau. Berbagai peraturan eksesif yang diterbitkan oleh pemangku kebijakan syarat akan kepentingan," ujarnya.

Ssementara, Koordinator Nasional Komunitas Kretek (2010-2016), Abhisam Demosa mengatakan, perusahaan farmasi sebenarnya ingin merebut dan mematenkan nikotin tetapi tidak bisa. Mereka akhirnya memproduksi Nicotine Replacement Therapy (NRT).

“Nikotin itu alami, tidak bisa dipatenkan, jadi mereka membuat senyawa mirip nikotin," terang Abisham. 

Industri rokok kretek telah digerogoti pihak asing. Kretek melambangkan kedaulatan Indonesia, karena 90 persen diproduksi di dalam negeri oleh masyarakat negeri sendiri. 

“Akar kebudayaannya juga sangat kuat,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network