Dari hasil pemeriksaan sementara kepada ke-17 anak remaja tersebut aksi yang mereka lakukan dipicu karena mereka tidak terima ketika ada rombongan siswa sebuah SMA di Bambanglipuro yang melintas di depan sekolah SMA di kabupaten memblayer sepeda motor mereka.
"Nah mereka berinisiatif membalas dengan mendatangi sekolah di Bambanglipuro," kata dia.
Beruntung kalah sekolah di Bambanglipuro didatangi dalam keadaan kosong karena saat didatangi sudah sore hari. Sehingga tidak ada gesekan antara siswa dengan siswa yang lain meskipun peristiwa ini sempat membuat warga khawatir.
RC, tersangka yang membawa celurit mengaku mendapatkan celurit tersebut dari situs jual beli online. Rencananya celurit tersebut hanya akan ia gunakan untuk pajangan di dalam kamar. Namun akhirnya ia bawa karena ada aksi solidaritas dari sekolah yang ada di dekat rumahnya.
"Hanya untuk pajangan saja tidak ada maksud lain,"ujar pelajar kelas 2 SMP ini.
Sementara yg tersangka yang membawa data tajam jenis gir dan diikatkan di ujung sabuk mengaku membuat senjata tajam tersebut sendirian. Senjata tajam tersebut dibuat tujuannya juga untuk pajangan di kamarnya.
"Kami tidak terima ketika sekolah Mbambang (SMA di Bambanglipuro) membleyer. Kita kemarin mau ngedrop (geruduk),"tambah siswa kelas 11 SMA di Kretek ini.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait