SLEMAN, iNews.id – Joglo Ayu Tenan menjadi wadah bagi siapa saja untuk berkumpul dan berbagi. Tidak terkecuali bagi para penyandang disabilitas untuk bangkit agar mandiri dalam menapaki kehidupan di masa mendatang.
Rahayu Dwi Astuti nyaris putus asa untuk mengembangkan Joglo Ayu Tenan ketika tim medis menyatakan dirinya menderita Autoimun Sindrom Guillaire-Barre. Tangannya merasa kesemutan dan sulit merasakan yang dalam pegangan. Bisnis pernak-pernik perhiasan dan fashion berbagai alam yang dirancang sejak 2007 pun nyaris bubar.
Joglo Ayu Tenan, yang terletak di Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman ini, awalnya sebagai ruang berbagi bagi siapa saja atas cintanya terhadap seni kerajinan. Di tempat ini dia mewadahi ibu-ibu dan komunitas difabel agar berdaya memanfaatkan potensi yang ada di alam. Dia banyak mengajarkan bagaimana mengolah kain, logam dan bahan alam lain untuk dikreasikan menjadi berbagai perhiasan, tas, kalung dan busana yang cukup menawan.
“Karena tangan saja tidak bisa berkreasi lagi, saja justru tertantang menyebarkan wirausaha dengan melatih siapa saja untuk berkolaborasi lebih luas agar terus berdaya,” katanya, Jumat (5/11/2021).
Sejak saat itulah dia membuka diri untuk bersinergis membuat produk. Mulai dari batik ecoprint, ikat celup hinga pernak-pernik perhiasan lain. Dari ditulah dia justru banyak mendapatkan undangan mengisi pelatihan dan memiliki lebih daro 50 mitra binaan yang tersebar di DIY.
Joglo Ayu juga terus membuka diri bagi siapa saja untuk berkolaborasi melalui pelatihan program magang hingga pameran. Tidak hanya dari masyarakat lokal mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia juga ikut bergabung. Bahkan banyak turis asing sengaja datang untuk membuat pernak-pernik kerajinan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait