KULONPROGO, iNews.id - Belasan warga tiga dukuh di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo menggeruduk Kantor Help Desk New Yogyakarta International Airport (NYIA). Kedatangan mereka untuk menuntut kejelasan atas nasib mereka yang terkena dampak debu proyek bandara baru Yogyakarta atau NYIA.
Sebelum mendatangi Kantor Help Desk NYIA di Jalan Raya Wates-Purworejo, warga sempat menghentikan alat berat yang sedang beroperasi di lokasi proyek bandara.
Belasan warga tersebut kemudian diterima perwakilan PT Angkasa Pura (AP) I dan PT Pembangunan Perumahan (PP), serta sejumlah aparat kepolisian dan TNI.
Salah seorang warga, Supandi mengatakan, sudah dua pekan lebih sejak pertemuan antara warga dengan PT AP I dan PT PP belum ada tanggapan lebih lanjut terkait solusi atas debu proyek bandara.
“Kami meminta pertanggungjawaban atas nasib kami. Kami menuntut kompensasi Rp2 juta tiap bulan. Kami minta PT AP dan PP secepatanya mengatasi debu, karena banyak warga yang sakit akibat menghirup debu proyek bandara,” katanya, Selasa (10/7/2018).
Supandi menyebutkan, ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang merasakan imbas debu dari proyek pembangunan NYIA. Mereka berada di luar pagar proyek bandara NYIA yang tersebar di tiga dukuh, yakni Nglawang, Kledekan Kulon, dan Jangkaran.
Dia mengatakan, pihak PT PP sebelumnya sempat menjanjikan akan memberikan uang kompensasi sebesar Rp150.000 bagi masing-masing KK yang terdampak debu proyek bandara. “Tapi, jumlah tersebut terlalu kecil.
Selama permasalahan tersebut belum ada kejelasan, kami minta agar alat berat tak beroperasi terlebih dulu,” tandasnya.
Pelaksana Lapangan PT PP, MS Syahroni mengatakan, tuntutan yang disampaikan oleh warga segera disampaikan kepada pimpinan. Selama ini, pihaknya juga telah berupaya untuk meminimalisir debu proyek dengan menyiram air. “Kami akan koordinasikan dengan manajemen, tapi sebelumnya semua cara sudah kami lakukan untuk mengurangi debu ketika proyek berlangsung,” tandasnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait