Konflik horizontal yang muncul di tengah masyarakat karena adanya perbedaan pendapat, antara warga yang pro quarry dan yang menolak quarry. Tidak jarang perbedaan ini berujung pada adu mulut, bahkan mengarah pada kontak fisik.
“Kami tidak melawan (jika ada intimidasi atau debat), untuk menghindari benturan,” katanya.
Konflik sosial tersebut juga berdampak pada tumbuh kembang anak karena terdapat pengucilan terhadap anak-anak pro quarry, oleh masyarakat yang menolak quarry.
Setelah menggelar audiensi, perwakilan massa diterima beberapa anggota DPRD. Mereka diterima wakil Ketua DPRD Kelik Ardani didampingi beberapa anggotanya.
Wakil ketua DPRD Purworejo, Kelik Ardhani mengatakan, dirinya mengaku belum dapat berkomentar banyak terkait aspirasi yang disampaikan oleh para warga pro quarry Bendungan Bener tersebut.
“Surat sudah kami terima untuk kemudian kami bahas sebelum mengambil keputusan,” ungkap Kelik.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait