SLEMAN, iNews.id-Kasus terkonfrimasi Covid-19 di Sleman hingga sekarang belum dapat terkendalikan. Bahkan sekarang wilayah Sleman didominasi zona merah atau daerah yang risiko penularannya tinggi, yaitu di atas angka 1.
Hal ini dapat terlihat dari daftar yang dikeluarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, pada 12 Juni 2021. Dari 17 kapenewonan di Sleman, 16 kapenewonan masuk zona merah atau risiko penularannya tinggi dan hanya satu kapenewonan yang masuk zona orange atau risiko penularan sedang serta tidak ada yang masuk zona hijau.
Ke 16 kapanewonan yang masuk zona merah itu adalah Godean, Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Depok, Berbah, Prambanan, Ngemplak, Ngaglik, Sleman, Turi. Kemudian Gamping, Kalasan, Pakem, Prambanan, Cangkringan dan satu kapanewonan, yakni Tempel.
“Atas kondis ini saat ini Sleman yang tadinya zona orenge, sekarang terdegrasi masuk zona merah,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo, Senin (14/6/2021).
Joko mengatakan, peningkatkan kasus Covid-19 ini pasca libur Lebaran ini sebenarnya sudah diprediksikan. Meskipun hingga minggu ketiga peningkatan belum signifikan namun pada minggu keempat pada Lebaran mulai terjadi peningkatan yang signifikan. Tercatat selama seminggu penambahan kasus Covid-29 mencapai 1.000 lebih.
“Jika dirunut lagi, melonjaknya temuan kasus dikarenakan tracing yang belakangan gencar dilaksanakan. Selain tracing yang masif, mulai kendornya penerapan protokol kesehatan juga turut andil dalam perluasan zona merah,” katanya.
Joko menjelaskan di Sleman sendiri saat ini ada beberapa klaster penularan aktif. Di antaranya di Ngrangsan, Selomartani, Kalasan, Plosokuning, Minomartni, Ngaglik, Pogung Lor, Sinduadi, Mlati dan Tridadi, Sleman.
“Untuk klaster lainnya, seperti Ngaglik, Caturharjo, Sleman, Nglempong, Umbulmartani, Ngempak dan Paringgang, Caturtunggal, Depok sudah selesai,” katanya.
Menurut Joko, dari pemeriksaan yang dilakukan, hingga saat ini belum ditemukan mutasi varian baru luar negeri di Sleman. Termasuk hasil Genom UGM terhadap 9 warga Sleman yang meninggal juga bukan varian baru Covid-19. “Sampai saat ini belum ada varian baru di Sleman,” ujarnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait