YOGYAKARTA, iNews.id - Pelarangan penggunaan cadar di lingkungan kampus terus mendapat pertentangan. Polemik pelarangan penggunaan cadar yang dikeluarkan oleh UIN Sunan Kalijaga belum berakhir.
Kali ini tentangan datang dari Mohamad Romli, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus tersebut.
Menurut Romli, aturan yang dikeluarkan oleh rektor kampus dianggap berlebihan dan cenderung mengarah pada tindakan diskriminasi terhadap mahasiswi bercadar. Pasalnya, kebijakan yang mengatur mengenai penertiban tata cara berpakaian sekaligus pembinaan hanya ditujukan bagi mahasiswi bercadar.
Sementara itu, sejumlah mahasiswi bercadar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengaku siap mengambil resiko keluar dari kampus jika mereka dipaksa menanggalkan cadarnya. Mereka berdalih punya hak dalam menentukan busana atau pakaian yang dikenakan. Mereka dengan tegas juga menolak asumsi bahwa mahasiswi bercadar identik dengan paham radikalisme atau ekstremisme.
Untuk mengakomodasi aspirasi para mahasiswi bercadar, pihak BEM berjanji akan menyuarakan hak mereka agar tidak terjadi diskriminasi di dalam aturan kampus. Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, terdapat sedikitnya 41 mahasiswi bercadar yang tersebar di berbagai jurusan dan fakultas.
Video Editor: Teza Ramananda
Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait