190 Tahun Kabupaten Bantul Tak Bisa Lepas dari Perjuangan Pangeran Diponegoro

BANTUL, iNews.id – Usia 190 tahun Kabupaten Bantul tidak bisa lepas dari sejarah di masa lalu. Banyak tokoh seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung hingga Pangeran Diponegoro yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Kabupaten Bantul.
“Sejarah Kabupaten Bantul tidak bisa lepas dari sejarah bangsa dan pejuang mulai Panembahan Senopati, Sultan Agung Pangeran Diponegoro dan lain sebagainya yang kesemuanya berjuang untuk masyarakat untuk mencapai kemerdekaan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyawnto, pada workshop peringatan Peristiwa Sejarah Hari Jadi Kabupaten Bantuk, di Gedung Olahraga Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul, Selasa (24/8/2021).
Kegiatan ini untuk menggali informasi dan menyosialisasi sejarah Kabupaten Bantul kepada masyarakat. Apalagi banyak petilasan yang masih bisa dilihat seperti Gua Selarong yang menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro saat perang gerilya.
Wakil Bupati mengatakan workshop ini merupakan upaya penguatan untuk memupuk idelogi dan rasa nasionalisme. Dinas Kebudayaan mampu mengaplikasikan dengan membuat terobosan program yang untuk masyarakat hingga anak-anak sekolah
“Usia 190 tahun Bantul masyarakat telah mengalami kehidupan dari beberapa dekade yang kemukinan telah terjadi beberapa peradaban yang berubah,” kata wabup.
Masyarakat pernah hidup dalam masa kerajaan , pejajahan, masa perjuangan dan saat ini kita hidup pada masa milenial. Pendidikan karakter untuk generasi penerus harus diperhatikan dengan berlandaskan pada adat istiadat kebudayaan Jawa yang adi luhung.
“Kebudayaan Jawa yang adi luhung telah mengajarkan kita sikap yang sopan santun dan berperilaku dengan unggah ungguh yang tepat,” katanya.
Joko Purnomo juga minta agar pelaksanaan kebudayaan tidak hanya serta merta membuat acara-acara pentas yang mengundang banyak penonton. Namun juga bagaimana hak istimewa berupa dana keistimewaan untuk pemberdayaan sanggar budaya, adat istiadat dan pemberdayaan kebudayaan sebagai aset dan investasi masa akan datang.
“Kebudayaan menjadi salah satu pilar yang mempertahanakan dan mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi