2 Warga Bantul Tewas gegara Miras Oplosan, 1 Orang Masih Dirawat di RS

BANTUL, iNews.id - Dua warga Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul tewas dengan diagnosis keracunan minuman keras (miras) oplosan. Keduanya meninggal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.
Selain itu ada seorang lagi yang masih dirawat dengan keluhan dan diagnosis sama dengan kedua korban meninggal yakni intoksi metanol atau pengaruh miras oplosan.
Hal tersebut diungkapkan Humas RS PKU Muhammadiyah Gamping, Rubiyanto, Jumat (6/10/2023) malam. Dia mengatakan pasien pertama meninggal pada hari Minggu (1/10/2023) malam. Kemudian seorang lagi meninggal pada Senin (2/10/2023) dini hari.
"Benar ada yang meninggal karena miras oplosan," ujarnya, Jumat (6/10/2023) malam.
Rubiyanto mengatakan, pasien pertama warga Kasihan berusia 20 tahun. Masuk pada Minggu siang dengan diagnosis intoksik metanol. Hasil pemeriksaan menyebutkan jika kesadaran pasien jauh menurun, kadar gula dalam darah sangat sedikit dan kekurangan oksigen.
Pasien ini sudah diambil langkah untuk melakukan prosedur Hemodialisa (HD), namun kondisinya terus memburuk dan nyawanya tidak tertolong. Korban meninggal dunia pada Minggu malam pukul 23.00 WIB
"Masuk ke sini memang sudah sangat buruk. Kami sudah berupaya tapi tetap tidak tertolong," katanya.
Kemudian pasien kedua lelaki berumur 27 tahun juga asal Kasihan. Lelaki tersebut sebelumnya sudah dilarikan ke PMI di Pelem Gurih Kasihan dan kemudian dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan keluhan yang sama dengan pasien pertama.
Pasien ini juga akan mengikuti prosedur HD atau Cuci darah. Namun karena kondisinya menurun drastis, akhirnya terpaksa dimasukkan ke ruang ICU. Namun nyawanya tetap tidak bisa diselamatkan sebelum menjalani cuci darah.
"Kamis kemarin juga ada satu lagi," ucapnya.
Untuk pasien yang masuk pada hari Kamis kemarin juga seorang laki-laki berumur 50 tahun. Lelaki tersebut dibawa ke IGD oleh keluarganya karena keluhan yang sama yaitu intoksik metanol atau karena miras oplosan.
"Sekarang pasien masih dirawat. Mudah-mudahan bisa diselamatkan," ujarnya.
Editor: Donald Karouw