2 Warga Gunungkidul Meninggal karena Leptospirosis
GUNUNGKIDUL, iNews.id- Dinas Kesehatan mencatat sampai Bulan Maret 2022 ini terdapat lima kasus penyakit leptospirosis di Kabupaten Gunungkidul. Dari jumlah tersebut dua orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia, dan tiga orang berhasil sembuh.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Bidang Pencegahan dan Pengendalian, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, dr Diah Prasetyorini mengatakan, lima kasus ini berasal dari Kapanewon Wonosari, Semanu dan Saptosari. Dua orang yang dilaporkan meninggal akibat virus yang tertular dari kencing tikus ini berasal dari Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari dan Kalurahan Semanu, Kalurahan Semanu.
"Pada saat itu penanganan medis sudah diberikan, tapi dua orang yang terpapar lepto dinyatakan meninggal dunia. Untuk tiga orang lainnya berhasil tertangani dan sembuh," kata dr Diah, Kamis (24/3/2022)
Kasus leptospirosis hinggal menyebabkan kematian ini terjadi pada bulan Januari dan Februari kemarin. Menurutnya bulan Maret belum ada kasus leptospirosis yang terlaporkan. Dinas Kesehatan mewanti-wanti kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati kembali saat melakukan aktifitas di luar rumah, mengingat sekarang ini masih musim penghujan dan banyak kegiatan di area pertanian.
"Wajib menggunakan alas kaki saat pergi ke ladang, sering cuci kaki, dan jika ada luka segera diobati," ucapnya.
Penanganan penyakit ini tidak hanya sekedar sampai di pasien saja. Melainkan dilakukan pelacakan di lokasi yang ada kasus hingga oemetaan resiko dan penanganan lanjutan. Penyakit leptospirosi ini merupakan penyakit yang juga paptut diwaspadai setelah demam berdarah, meski tidak menular dari manusia ke manusia namun reaksinya begitu cepat.
"Edukasi juga diberikan kepada masyarakat mengenai ciri dan penanganan yang tepat itu seperti apa," ujarnya.
Diah memberikan ciri atau gejala penderita leptospirosi, diantaranya mengalami demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, muntah dan tidak memiliki nafsu makan, diare, mata memerah, nyeri otot, sakit perut, dan keluar bintik-bintik merah pada kulit. Di tahun 2021 kemarin, terdapat 17 kasus penyakit zoonosis ini yang mana 4 orang meninggal dunia.
Sementara itu Kamituwo Kalurahan Semanu, Susti Wulansari mengatakan, di Kalurahan Semanu terdapat satu orang meninggal dunia akibat penyakit leptospirosis.
Kasus tersebut bermula ketika di wilayah RT 1 Padukuhan Tunggul Barat terdapat warga yang diketahui terkena bakteri leptospira kemudian dilakukan pelacakan sampai ke RT 02. Hasilnya memang ada yang positif leptospirosis kemudian dilakukan penanganan namun satu orang tidak bisa diselamatkan.
"Lingkungan sampai sekarang ini masih terus diberikan edukasi mengenai penyakit ini. Pun demikian dengan warga padukuhan diberikan edukasi melakui kader dan medis Puskesmas," ujar Susti.
Editor: Ainun Najib