Ada 35 Warganya Positif Covid-19, Begini Penjelasan Lurah Jangkaran Kulonprogo

KULONPROGO, iNews.id – Pemerintah Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kulonprogo memiliki pandangan berbeda dengan Gugus Tugas Pemkab Kulonprogo dalam Penanganan Covid-19, terkait ada 35 warganya yang terkonfirmasi positif. Kasus yang muncul bukan dari adanya pengajian, namun dari aktivitas warga yang beribadah di masjid.
“Bukan dari pengajian, tapi salah berjamaah,” kata Lurah Jangkaran, Murtakil Humam, Jumat (12/2/2021).
Kasus ini muncul ketika ada salah satu warga yang terinfeksi Covid-19 namun tanpa gejala (OTG). Dia masi biasa mengikuti salah berjamaah di masjid. Selang beebrapa hari kondisi kesehatannya tidak baik dan periksa. Dari situlah dia diketahui positif, dan dilakukan tracing oleh Puskesmas Temon II.
Dari tarcing kembali ditemukan lima warga yang positif. Salah satunya sempat mengikuti takziyah, dan ada yang rutin melaksanakan ibadah salah berjamaah di msjid. Dari penelusuran inilah akhirnya kasus bertambah menjadi 35 orang.
“Dari 35 orang ini, ada lima yang dirawat di rumah sakit selebihnya isolasi mandiri,” katanya.
Humam juga menepis apa yang disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Baning Rahayujati, yang menyatakan penularan dari tradisi dan budaya jabat tangan. Sejak ada pandemi Covid-19 warga sudah menghilangkan tardisi ini. Penyelenggaraan ibadah dan salat berjamaah juga sudah dengana protokol kesehatan.
“Sebetulnya di sini pemutusan rantai Covid-19 sudah dijalankan. Posko kami juga pernah jadi percontohan dan ini karena musibah,” katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara Gugus Tugas Pemkab Kulonprogo, Baning merilis ada 35 warga Jangkaran yang positif Covid-19 dari klaster pengajian di salah satu masjid. Dari tracing yang dilakukan terhadap 58 orang, 39 menunjukkan gejala dan ada 34 yang positif sehingga total ada 35 kasus.
Baning mengatakan, berdasarkan laporan pelaksanaan pengajian tidak menerapkan protokol kesehatan yang benar dan warga masih melakukan budaya saling berjabat tangan.
Editor: Kuntadi Kuntadi