Ada Gunung Api di Laut Selatan Pacitan, BMKG Sebut Aktivitasnya Belum Jadi Ancaman

YOGYAKARTA, iNews.id-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut penemuan Gunung Api di laut selatan Pacitan Jawa Timur adalah fenomena biasa.Meski demikian BMKG terus melakukan assessment dan kajian terkait aktivitas gunung tersebut.
Kepala Pusat Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan aktivitas sea mount atau gunung berapi di tengah laut adalah sebuah fenomena yang lazim. Fenomena gunung laut atau sea mount adalah biasa untuk daerah-daerah pertemuan lempeng.
"Apa yang terjadi saat ini itu belum ada ancamannya dalam waktu dekat ini,"ujar dia saat di Jogja, Kamis (22/6/2023).
Dia menyebut aktivitas gunung api laut tersebut belum tampak membahayakan. Namun demikian pihaknya masih terus melakukan assessment dan kajian berkaitan dengan adanya gunung api laut di selatan Pacitan tersebut.
Dia meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatirkan dengan fenomena gunung api laut tersebut. Penemuan gunung api laut di selatan Pacitan ini justru membuat masyarakat meningkatkan langkah kontijensinya.
"Yang jelas justru kita tingkatkan langkah antisipasinya saja,"kata dia.
Dia mengakui memang ada beberapa gunung api laut namun tidak ada aktivitas yang benar-benar signifikan. Di mana aktivitas gunung tersebut sudah dipantau oleh Badan Geologi. Di mana aktivitasnya juga belum sampai pada tahap yang menjadi ancaman saat ini.
Dia juga meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaannya di mana di laut selatan terdapat lempeng aktif megatrust di mana memiliki potensi gempa bumi mencapai di atas 8 SR. Dan ancaman tsunami setinggi 12 meter.
PLH Kepala pelaksana BPBD DIY, Nanang mengatakan saat ini pihaknya terus berusaha mengebut terbentuknya kelurahan-kelurahan tangguh bencana atau Kaltana bagi Kelurahan yang berada di daerah rawan bencana. Dengan terbentuknya Kaltana tersebut maka setidaknya masyarakat bisa mengetahui langkah kontijensi menghadapi bencana.
"Kita perkuat struktur masyarakatnya menghadapi bencana,"ucapnya.
Editor: Ainun Najib