Akun Facebook Istri Bupati Karanganyar Dicatut untuk Penipuan

KARANGANYAR, iNews.id - Aksi kejahatan menggunakan media sosial masih saja terjadi. Istri Bupati Karanganyar Siti Khomsiyah geram karena ulah oknum tak dikenal yang menggunakan akun Facebook atas nama dirinya. Dengan menggukanan akunnya, oknum tersebut meminta sejumlah uang.

Pasalnya tak hanya menggunakan nama dirinya sebagai akun di Facebook, sama seperti akun medsos miliknya, oknum itu juga menggunakan foto profil dan foto dinding sama seperti akun Facebook miliknya.

Muhammadiyah Putuskan Waktu Sholat Subuh Mundur Rata-Rata 8 Menit

Terkuaknya akun medsos miliknya dikloning oleh seseorang saat seorang advokat mengirimkan pesan elektronik pada dirinya.

Pengacara itu, kata Siti, menanyakan apakah dirinya membuat akun Facebook baru dan meminta pertemanan baru kembali.

Kamis Pagi, Merapi Lima Kali Meluncurkan Guguran Lava Pijar

Karena tak merasa memiliki akun baru dan hanya memiliki satu akun di medsos, Siti menjawab kalau dirinya tak punya akun lain dan hanya satu akun.

"Sekitar pukul 11.44 WIB, pak Kadi Sukarna, mengirimkan WhatsApp pada saya. Pak Kadi menanyakan apakah dirinya buat akun FB lagi. Karena merasa tidak membuat, saya pun menjawab tidak punya," kata Siti Khomsiyah saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Rabu (24/3/2021).

Begini Hasil Autopsi Sementara Perempuan yang Tewas di Wisma Sermo Kulonprogo

Menurutnya, modus yang digunakan oknum tak bertanggungjawab itu mengirimkan permintaan pertemanan pada siapa saja yang dikenalnya.

Setelah pertemanan itu diterima, oknum yang menggunakan foto dirinya sebagai foto profil itu meminta sejumlah uang dan dan kiriman pulsa.

"Akun kloningan yang saya sendiri tak tahu siapa itu mengirimkan pertemanan. Karena menggunakan foto saya jelas diterima. Saat diterima, oknum itu minta uang dan minta dikirimi pulsa ke nomor 081217872542," katanya.

Setelah mengetahui akun medsos miliknya di kloning, dia langsung membuat pengumuman di akun resmi miliknya. Siti meminta siapapun yang dikirimi pesan mengatasnamakannya tidak perlu ditanggapi.

Editor: Ainun Najib