Anggota DPR: Aksi Klitih Musuh Bersama Masyarakat Jogja

YOGYAKARTA, iNews.id- Semua kalangan mengecam aksi kekerasan jalanan atau klitih yang terjadi di titik nol kilometer Jogja tepatnya di depan Istana Negara Gedung Agung. Anggota DPR dari dapil DIY, Gandung pardiman mengajak semua elemen masyarakat untuk menjadikan klitih sebagai musuh bersama.

Gandung menilai aksi klitih ini makin nekat dan membuat situasi dan kondisi masyarakat Jogja yang selama ini nyaman dan aman menjadi resah. 

Baca Juga

Dinas Pariwisata DIY: Klitih di Nol Kilometer Rusak Citra Pariwisata DIY

"Menyikapi aksi klitih yang makin nekat ini perlu adanya gerakan bersama yakni menjadikan Klithih sebagai musuh bersama masyarakat Yogyakarta," kata Gandung Pardiman dalam keterangan persnya Kamis (9/2/2023).

Dalam sebuah video yang beredar luas di masyarakat menunjukkan brutalnya aksi klitih ini. Mereka terang-terangan beraksi menggunakan senjata tajam. Padahal lokasi ini adala pusat kota Yogyakarta yang berada persis di depan istana negara Gedung Agung dan hanya berjarak sekitar 150 meter dari markas Polresta Yogyakarta.

Baca Juga

Buntut Klitih di Nol Kilometer, Pemkot Jogja Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar

Gandung Pardiman mendesak para pelaku segera ditangkap dan diproses hukum dengan memberikan hukuman yang berat agar menimbulkan efek jera.

"Pelaku klitih saat ini sasarannya tidak lagi menyerang siswa sekolah tetapi sudah masyarakat umum pengguna jalan. Sehingga harus segera ada upaya bersama," ucap anggota DPR dari Farksi Golkar ini.

Baca Juga

Joko Purnomo Sebut Penanaman Mangrove Dukung Upaya Penyelamatan Lingkungan

Semua elemen masyarakat bergerak untuk secara bersama dan masif melawan klitih. Unsur paling kecil dari tingkat keluarga kemudian wilayah RT/ RW hingga tingkat kabupaten. 

"Unsur Keluarga, orang tua harus tahu betul aktifitas anak-anaknya. Jika pengawasan keluarga lepas, warga masyarakat tingkat RT atau RW juga harus peduli ikut mengawasi lingkungan sekitar," ujarnya

Aparat kepolisian juga diminta meningkatkan patroli di jalanan dan meningkatkan operasi atau razia senjata tajam. Siapa saja yang terkena razia membawa senjata tajam tanpa pandang bulu harus diproses hukum dan dijatuhi hukuman yang berat sehingga akan menimbulkan efek jera.

"Jika Frekuensi operasi atau razia senjata tajam ditingkatkan maka selain bisa menekan angka kejahatan juga bisa menekan angka kejahatan jalanan atau Klitih. Namun perlu adanya peran aktif masyarakat," ujarnya.

Editor: Ainun Najib