get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Magnitudo 3,9 Guncang Gunungkidul DIY

Angka Kelahiran di DIY Alami Penurunan, Kedua Terendah di Indonesia

Jumat, 09 Juni 2023 - 15:15:00 WIB
Angka Kelahiran di DIY Alami Penurunan, Kedua Terendah di Indonesia
Angka kelahiran bayi di DIY mengalami penurunan sejak 5 dekade terakhir. Di 2020 angkanya menempati urutan kedua paling rendah di Indonesia. (Foto ilustrasi : Freepik)

YOGYAKARTA, iNews.id- Angka kelahiran bayi di DIY menjadi salah satu yang terendah di Indonesia. Berdasarkan catatan BPS total fertility rate (TFR) DIY di tahun 2020 berada di angka 1,89 atau satu tingkat lebih tinggi setelah DKI Jakarta yang menempati posisi pertama terendah nasional dengan TFR 1,75.

Ini bisa diartikan bahwa setiap satu orang perempuan di DIY rata-rata melahirkan tidak sampai dua anak sepanjang masa suburnya. Tingkat kelahiran bayi di DIY juga lebih rendah dari nilai rata-rata nasional yang berada di angka 2,18.

Bahkan, dalam lima dekade terakhir, TRF di DIY terus mengalami penurunan. Pada tahun 1971 TRF di DIY berada di angka 4,76, kemudian mengalami penurunan di tahun 1980 menjadi 3,45. Di tahun 1990 TRF kembali turun menjadi 2,08 dan turun lagi di tahun 2000 menjadi 1,44.

Di tahun 2010 TRF di DIY sempat mengalami kenaikan di angka 1,94, tapi kemudian kembali turun di tahun 2020 menjadi 1,89.

Embriolog senior di Sub Instalasi Rawat Jalan Kesehatan Reproduksi Klinik Pratama Hati RSUP Dr Sardjito Ita Fauzia Hanoum mengatakan bahwa ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan penurunan jumlah kelahiran bayi di DIY.

"Turunnya TFR itu tentunya karena memang diinginkan oleh pasangan usia subur," katanya, Jumat (9/6/2023).

Biaya hidup yang semakin mahal disebut menjadi salah satu penyebab pasangan di usia subur menunda memiliki momongan. Terlebih, banyak yang beranggapan ketika memiliki banyak anak akan mengganggu karir mereka.

"Perempuan sekarang juga semakin berhak memutuskan mau punya anak atau tidak," katanya.

Selain alasan itu, penurunan angka kelahiran juga dipengaruhi oleh faktor meningkatnya angka infertilitas atau pasangan yang sulit memiliki anak. 

Namun, sampai saat ini belum ada data menyeluruh terkait angka infertilitas di DIY maupun Indonesia. Sehingga belum bisa disimpulkan bahwa penurunan TFR dipengaruhi oleh penurunan angka infertilitas.

"Karena cakupan penanganan pasien ingin anak di Indonesia juga masih rendah, jadi angka yang ada itu belum bisa mewakili TFR yang turun," jelasnya.

Penurunan TFR ini sebetulnya tidak hanya terjadi di DIY, tetapi juga terjadi di Indonesia secara umum. Di tahun 1971 misalnya, rata-rata kelahiran secara nasional ada di angka 5,61. Angka ini terus mengalami penurunan setiap dekade hingga di tahun 2020 berada di angka 2,18.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut