get app
inews
Aa Text
Read Next : Tebar Kebahagiaan, Mayjen TNI Ramses Tobing Bagikan Makanan Buka Puasa ke Warga Tak Mampu

Asyiknya Ngabuburit Sambil Main Panahan Tradisional Jemparingan

Minggu, 27 Mei 2018 - 17:30:00 WIB
Asyiknya Ngabuburit Sambil Main Panahan Tradisional Jemparingan
Olahraga panahan tradisional jemparingan. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id - Komunitas olahraga panahan tradisional (Jemparingan) di Kulonprogo, DI Yogyakarta, menggelar latihan bersama (gladen) sembari menunggu waktu berbuka puasa di Sasana Jemparingan, Langen Progo, Pengasih, Kulonprogo.

Lebih dari 90 peserta hadir, baik anak-anak, remaja hingga dewasa, mengenakan pakaian tradisional untuk berlatih dan bersilaturahmi. Mereka tidak hanya dari seputar Kulonprogo saja, namun juga lima kabupaten lain di DIY baik dari Bantul, Sleman ataupun Kota Yogyakarta dan Gunungkidul.

Bahkan sejumlah peserta berasal dari Temanggung, Wonosobo, Wonogiri, Sukoharjo, dan beberapa kabupaten lain di Jawa Tengah (Jateng). Mereka datang untuk mengikuti gladen yang dikemas dalam Gladen Ngabuburit Setu Leginan.

Tokoh Jemparingan Langen Progo, Joko Mursito mengatakan ngabuburit dengan gladen jemparingan sangatlah pas. Sebab olahraga ini merupakan warisan budaya yang ada sejak ratusan tahun lalu. Bahkan Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan jemparingan atau memanah.

Menurutnya memanah tidak hanya olahraga, namun juga mengolah rasa. Hanya yang memiliki ketengan hati pikiran saja yang akan mampu mengenai sasaran. Hampir disetiap kegiatan tidak pernah ada juara yang mampu bertahan. Sebab dalam setiap jiwa seseorang akan menjadikan ketenangan dalam memanah. Sehingga emosi sedikit saja, akal pikiran dan hati tidak akan bisa selaras.

"Jemparingan telah menjadi bagian silaturahmi, tidak pernah ada permusuhan. Yang penting bisa nancep (Menancap)," kata Joko yang merupakan Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Sabtu (26/5/2018).

Memanah juga cocok diajarkan kepada anak, terlebih saat ini mereka hanya berkutat memegang dan bermain telepon genggam. Namun dengan jemparingan mereka bisa lebih berlatih konsentrasi, dan melestarikan budaya

Salah satu satu peserta Aisyah Fitriya mengatakan, sengaja datang dari Gamping, Sleman untuk gladen jemparingan bersama komunitasnya. Dia tertarik mempelajari jemparingan lantaran murah dan ingin melestarikan budaya.

Cukup sebuah busur atau gendewo, dan beberapa anak panah saja dia bisa berlatih membaur menjadi satu dengan peserta yang lain. "Paling bangga ketika mampu menancapkan pada bandul. Senang sekali," ujar Aisyah.

Menurutnya, gladen yang dilaksanakan pada sore hari menjelang magrib sangat cocok untuk mengisi kegiatan puasa untuk berkumpul dan saling berbagi ilmu, sembari makan dan minum saat berbuka puasa. "Saya di rumah biasa berlatih pagi setelah subuh, lebih sepi dan tenang," katanya.

Editor: Muhammad Saiful Hadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut