get app
inews
Aa Text
Read Next : Kronologi Penemuan Spesies Baru di Pulau Buton, Berawal Ekspedisi Kopassus TNI AD

Banyak yang Pensiun di Usia 25 Tahun, Atlet E-Sport Sering Lupakan Pendidikan

Kamis, 22 Desember 2022 - 20:31:00 WIB
Banyak yang Pensiun di Usia 25 Tahun, Atlet E-Sport Sering Lupakan Pendidikan
Pemberian beasiswa kepada beasiswa para atlet e-sport yang juga mahasiswa UGM. (Foto : Ist)

YOGYAKARTA, iNews.id-Tak dapat dipungkiri jika perkembangan e-sports di Indonesia sangat cepat dan mengalami perubahan yang signifikan. Hal tersebut membuat eksistensi dan potensi industri ini semakin besar dan ramai diperbincangkan terutama oleh generasi milenial. 

Bukan tanpa sebab, talenta-talenta e-sports yang terbukti dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia datang dari generasi muda penerus bangsa yang masih duduk di bangku sekolah dan perkuliahan. Inilah yang membuat e-sports sangat melekat erat dengan insutri pendidikan.

Operator Resmi Pengurus Besar E-sport Indonesia, Garudaku mengingatkan ada hal yang terkadang dilupakan oleh para atlet e-sport yaitu terkait pendidikan. Karena seperti diketahui generasi e-sport Indonesia itu masih sangat toxic. Di mana seringkali mereka melupakan pendidikan

"Itu yang sekarang menjadi konsen kami," kata Ketua Garudaku, Robertus Aditya Pratomo, Kamis (22/12/2022) di UGM

Dia mengatakan usia atlet e-sport ada antara 13 hingga 34 tahun. Di mana usia tersebut sering dikatakan sebagai usia produktif. Para atlet e-sport akan pensiun di usia 25 tahun dan akan kehilangan dalam tahapan produktif.

Seringkali atlet e-sport melupakan pendidikan mereka. Karena terlalu asyik dalam permainan e-sport ini mereka terkadang enggan melanjutkan pendidikan yang sebelumnya mereka tempuh, hingga hilang kesempatan untuk sekolah atau kuliah.

"Karena itu akademi e-sport Garudaku konsen untuk pembelajaran. Kami menggandeng beberapa pihak termasuk Moonton Games kemudian memberikan beasiswa para atlet kompetisi e-sport nasional," ujar dia.

Setidaknya ada 2.800 sekolah terlibat dalam program beasiswa tersebut. Mereka mendorong agar atlet-atlet e-sport tetap melanjutkan pendidikan mereka. Karena akan banyak profesi yang bisa mereka dapatkan dari e-sport tersebut.

Garudaku adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikasi e-sport untuk wasit pelatih dan pemain. Nanti para atlet e-sport bisa mendapatkan sertifikasi sesuai dengan kemampuan mereka yang tentunya bisa digunakan untuk profesi mereka.

"Kita contohkan saat ini Indonesia itu kekurangan wasit berkemampuan Bahasa Inggris. Dan kita akan meningkatkan kemampuan atlet agar bisa menjadi wasit dengan keahlian berbahasa Inggris,"ujar dia.

E-sport sebenarnya sudah lama ada di Indonesia. Hanya saja baru diakui sebagaicabang olahraga di tahun 2020 kemarin. Saat ini sudah ada pengda di 34 propinsi. Tak hanya itu banyak atlet e-sport Indonesia yang mampu meraih prestasi di tingkat internasional.

Public Relations & Communications Manager Moonton Indonesia, Azwin Nugraha mengatakan, Moonton Games melalui program Moonton Cares "Membina Sang Legenda" tergerak untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswi di Universitas Padjadjaran, Universitas Teknologi Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada.

"Beasiswa ini kami luncurkan demi mendorong kualitas pendidikan di Indonesia dan memberikan kesempatan generasi muda untuk berkarier di e-sports,"ujar dia.

Mahasiswa yang terpilih sudah melewati beberapa tahapan selama empat bulan mulai dari registrasi, wawancara, hingga pengumuman penerimaan beasiswa. Pihaknya sangat termotivasi mendukung kebutuhan pendidikan yang diperlukan bagi mahasiswa di Indonesia agar mereka dapat berprestasi secara akademis dan menjadi kontributor yang produktif bagi masyarakat melalui game dan e-sports.

Mahasiswa yang mengikuti program beasiswa ini juga dipatok beberapa persyaratan semisal jurusan yang diambil relevan dengan industri e-sports atau game seperti desain grafis, bisnis dan pemasaran. Kemudian pengembangan game, teknologi informasi; memiliki IPK minimal 3,2 pada semester akhir, aktif dalam kegiatan organsasi baik di dalam maupun di luar kampus, serta memiliki prestasi akademik. 

"Kami berharap dapat terus konsisten dalam mendukung ekosistem esports di Indonesia dan juga konsiten dalam berkontribusi bagi kelangsungan pendidikan. Ke depannya, kami juga membuka internship bagi mahasiswa yang sudah terpilih sehingga tidak membatasi bahwa e-sports harus menjadi atlet. Ada banyak kesempatan lapangan kerja seperti desain grafis, manajer komunitas, public relations, pengembangan bisnis, dan pemasaran," ujarnya.

Sementara itu Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr Sindung Tjahyadi mengatakan tahun 2019-2020 sebenarnya sudah berdiri e-sport di UGM tapi masih sebatas komunitas. Ke depan pihaknya akan dorong e-sports menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). 

"Kami harapkan juga ada supporting sistem dari pemerintah untuk kurikulumnya. Adik-adik mahasiswa saya harapkan bisa memanfaatkan bea siswa dari Moonton ini secara optimal," kata dia.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut