BANTUL, iNews.id- Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta meminta peternak untuk mewaspadai adanya kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang dapat menyerang ternak sapi. Meski kasus LSD belum terdeteksi di Kabupaten Bantul, namun para peternak diminta untuk segera melaporkan apabila melihat gejala-gejala agar segera ditangani.
Kepala BBVet Wates, Hendra Wibawa menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah mendeteksi adanya temuan sapi terjangkit LSD di 3 wilayah di DIY. Yakni di Kabupaten Sleman, Kulonprogo dan Gunungkidul. Pihaknya mendeteksi dari 1.600 sampel yang diuji.
"Kalau banyaknya saya kurang begitu paham, yang jelas kami mengambil sampel dan terdeteksi dari beberapa ekor sapi," lata dia saat ditemui, Sabtu (28/01/2023).
Hendra mengatakan, virus LSD dapat menyerang pada hewan secara acak, sehingga belum tentu hewan lain dari peternakan yang sama terjangkit LSD. Adapun penularan LSD ialah melalui vektor seperti nyamuk, lalat, dan caplak.
Sementara, dari gejala, sapi yang terjangkit LSD akan mengalami demam dan timbulnya nodul (bintik-bintik) pada tubuh hewan dimana masa inkubasi LSD berkisar antara satu hingga empat minggu.
Dia menjelaskan bahwa LSD berbeda dengan kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang satu tahun terakhir ini menyerang ternak sapi. Ia menyebut jika penyakit LSD tidak sampai menyebabkan kematian pada hewan ternak, begitu pula virus ini tidak menular pada manusia.
Editor : Ainun Najib
Follow Berita iNewsYogya di Google News