Beragam Suku Bangsa yang Ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pendidikan Pemicunya
YOGYAKARTA, iNews.id - Suku bangsa yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta cukup beragam dan majemuk. Tidak hanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun banyak keturunan dari sejumlah negara yang tinggal di Indonesia sejak puluhan tahun lalu.
Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Heddy Shri Ahimsa-Putra mengatakan, sampai saat ini belum pernah ada penelitian terkait keberagaman suku bangsa yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun dia meyakini jumlahnya sekitar 100 hingga 200.
“Belum ada penelitian keberagaman suku bangsa di DIY, tetapi saya bisa katakan ada puluhan bahkan sudah ratusan,” kata Heddy Shri, Jumat (28/10/2022).
Menurut dia, suku bangsa di Indonesia jumlahnya mencapai 700. Namun tidak semuanya ada di DIY, karena beberapa di antaranya hanya suku bangsa yang sangat kecil. Namun suku bangsa yang besar, hampir ada semuanya.
Majemuknya suku bangsa yang ada di DIY menjadikan DIY sebagai miniaturnya Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa. Setidaknya ada tiga pemicu majemuknya suku bangsa di DIY.
Suku bangsa yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia di masa lalu. Dulu, sejumlah bangsa asing yang datang ke Indonesia untuk berdagang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya etnis Tionghoa yang ada di seputaran Malioboro. Bahkan ada Kampung Pecinan di sekitar Ketandan Yogyakarta.
Selain Tionghoa, juga ada suku bangsa India. Mereka banyak menguasai pedagangan tekstil yang banyak membuka toko di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo ataupun di Malioboro. Begitu juga dengan keturunan Arab dan Melayu.
“Sejarah menyatakan banyak bangsa asing datang ke Indonesia untuk berdagang. Hal ini juga terjadi di DIY khususnya di Yogyakarta banyak yang awalnya berdagang dan menetap,” katanya.
Selain bangsa asing, ternyata banyak suku bangsa asli Indonesia yang datang ke DIY untuk berdagang. Hal ini banyak dilakukan suku bangsa dari Bugis, Madura, Makassar, Daeng yang terlacak datang ke Yogyakarta untuk berdagang.
Selain karena perdagangan, pendidikan menjadi salah satu pemicu beragamnya suku bangsa yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini terjadi pada masa orde lama sampai dengan orde baru pada era 1950-1960.
Banyak suku bangsa di Indonesia datang ke Yogyakarta untuk belajar atau kuliah. Mereka akhirnya banyak yang menetap, seperti yang dilakukan masyarakat dari Betawi, Batak, Dayak, Flores, dan beberapa daerah lain.
Banyaknya suku bangsa dari berbagai daerah di Indonesia ini bisa dilihat dari banyaknya asrama mahasiswa. Dulu pemerintah ikut andil dalam mendirikan asrama mahasiswa yang jumlahnya antara 75 sampai 100. Meskipun dalam perkembangannya banyak mahasiswa memilih indekos dan mmebaur dengan masyarakat lokal.
Namun kondisi ini mulai berbeda seiring perkembangan pendidikan yang semakin luas. Banyak daerah yang mendirikan kampus ikut mengerem datangnya masyarakat di Yogyakarta untuk belajar.
“Dulu kampus terbaik ada di Yogyakarta, jadi banyak yang datang ke DIY pada orde lama sampai orde baru. Hanya sekarang sudah banyak kampus di daerah sehingga kedatangan mahasiswa dari berbagai daerah sudah tidak seperti dulu,” katanya.
Saat ini mayoritas mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta bersal dari Pulau Jawa. Jika ada dari luar sudah tidak seperti pada masa orde baru. Mereka memilih kuliah di daerahnya setelah banyak muncul kampus.
Keberadaan Keraton Yogyakarta juga menjadi salah satu daya tarik suku bangsa datang ke Yogyakarta. Keraton Yogyakarta tidak bisa dipungkiri sebagai pusat budaya dan juga pusat seni dan ekonomi. Sebagai pusat ekonomi inilah menjadi alasan banyak suku bangsa datang ke Yogyakarta.
Sementara itu Sejarawan yang juga Rektor Universitas PGRI Wates Joyo Sumpana mengatakan, Kebudayaan di Yogyakarta cukup terbuka. Hal inilah yang mendorong banyak suku bangsa datang ke Yogyakarta.
Bahkan bagi daerah berbentuk kerajaan seperti Bugis atau dayak, berada di seputar keraton menjadi subah kedamaian. Hal ini mendorong mereka datang ke Yogyakarta. “Yogyakarta ini nyaman dan damai, hal ini juga memicu banyak orang senang menetap di Yogakarta,” ujarnya.
Nah, itu tadi ulasan tentang Suku Bangsa yang Ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menarik bukan?
Editor: Ainun Najib