Cegah Penularan Antraks, Dinas Peternakan Gunungkidul Larang Ternak Sakit Disembelih

GUNUNGKIDUL, iNews.id – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul minta masyarakat tidak menyembelih sapi atau kambing yang dalam kondisi sakit. Larangan ini dikeluarkan sebagai salah satu upaya mengendalikan penyebaran antraks di Gunungkidul.
“Kami terus mengedukasi masyarakat agar tidak menyembelih sapi dalam kondisi sakit, apalagi sampai mengonsumsi dagingnya untuk mencegah penularan antraks,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti, Minggu (6/2/2022).
Dinas sebenarnya tidak pernah memberi rekomendasi terkait dengan jual beli sapi atau kambing dalam kondisi sakit untuk dikonsumsi. Begitu juga daging dari ternak yang mati harus dikubur. Risiko penularan antraks paling tinggi terjadi saat ternak sakit disembelih.
“Ketika disembelih, bakteri Antraks yang berdiam di darah akan kontak dengan udara dan membentuk proteksi, sehingga lebih mudah menularkan,” katanya.
Dikatakannya, masyarakat umum lebih memilih memotong ternah yang sakit. Mereka tidak ingin merugi sehingga dagingnya dikonsumsi. Namun cara ini tidak diperbolehkan.
“Kebanyakan merasa eman (sayang), jadi kalau ada ternak sakit atau mati lebih dipilih dipotong kemudian dijual,” katanya.
Kebiasaan yang salah di masyarakat akan menyulitkan dalam mencegah penyebaran Antraks. Untuk itulah peran aktif dari masyarakat sangat diperlukan untuk pencegahan mandiri.
“Jika ada ternak mati mendadak, maka disarankan untuk langsung dikubur. Namun bagi ternak yang masih sehat dan hendak disembelih, disarankan untuk dibawa ke Tempat Potong Hewan (TPH),” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, antraks merupakan jenis penyakit Zoonosis. Artinya, hanya menular dari hewan ke manusia, tidak antar manusia. Upaya pencegahan harus dilakukan dengan tetap mnegdepankan perilaku masyarakat. Warga harus lebih selektif memilih daging yang segar dan pastikan dari hewan yang sehat.
"Kalau ada ternak sakit atau mati mendadak, lapor ke petugas puskeswan, jangan disembelih dan dikonsumsi," kata Dewi.
Editor: Kuntadi Kuntadi