Cegah Politik Identitas Jelang Pemilu, Rektor UIN: Dialog Kebangsaan Lintas Iman Diperlukan

YOGYAKARTA, iNews.id - Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta menggelar dialog kebangsaan lintas iman. Hal tersebut untuk mencegah munculnya politik identitas saat tahun politik menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Al Makin mengatakan, dialog kebangsaan di Gereja Kristus Raja Baciro ini untuk menggelorakan lagi keberagaman khususnya dalam hal beragama. Apalagi, sejatinya fondasi bangsa Indonesia adalah kebhinekaan atau keberagaman.
"Kita harus bersyukur dan kita harus membiasakan lagi dialog-dialog seperti ini," katanya kepada wartawan di Gereja Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, Jumat (19/8/2022) malam.
Al Makin mengatakan, dialog kebangsaan untuk mencegah berkembangnya politik identitas. Apalagi tidak lama lagi akan ad apesta demokrasi, pemilu yang dilaksanakan serenak apda 2024. Untuk itulah politik identitas harus dicegah.
Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menambahkan dialog kebangsaan ini bisa meningkatkan rasa nasionalisme dalam berbangsa dan bertanah air lebih baik. Masyarakat Indonesia dilahirkan dalam keberagaman, baik suku bangsa hingga agama.
“Semuanya harus menyadari keberagaman ini sebagai anugerah Tuhan," ujarnya.
Sementara itu, Kabinda DIY Brigjen Andry Wibowo mengatakan, konstruksi harmoni adalah suatu hal yang harus dipelihara. Pasalnya harmoni merupakan modal sosial utama setiap bangsa dan negara untuk mampu melaksanakan program pembangunan.
"Konstruksi harmoni yang berkaitan dengan relasi antar bangsa, kelompok dan golongan suatu hal yang jadi kewajiban umat manusia. Karena keberagaman adalah ciptaan Tuhan," ujarnya.
Andry menilai dialog kebangsaan sangat perlu menjelang tahun politik, untuk mendinginkan suhu politik dan menjaga kondusifitas di tengah banyaknya provokasi terhadap masyarakat dengan embel-embel indentitas agama.
"Saya sangat mendukung dialog seperti ini, karena bisa untuk menciptakan situasi kondusif, tidak terpecah-pecah jelang Pemilu 2024," katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi