Ceritakan Nabi Adam Ditipu Setan, Gus Baha : Cirinya Sopan dan Pura-pura Nangis

YOGYAKARTA, Inews.id – Pengajian Tafsir Alquran yang berlangsung di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (20/6) antara KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dan TGB HM Zainul Majdi kaya akan perspektif. Diantaranya terkait bahasan Gus Baha mengenai ciri dari penipu yang dimulai sejak dari zaman Nabi Adam.
Gus Baha membahas mengenai Nabi Adam. Diceritakan, dalam setiap pengajian ia selalu membela Nabi Adam karena banyak ulama yang selalu menyebut kesalahan Nabi Adam.
“Padahal kalau kita di Surga saja tak usah mengajukan kredit dan punya istri cantik yang harus pergi ke Mal,” katanya disambut tawa hadirin.
Dijelaskan Gus Baha, secara jelas dalam kontruksi ayat tak dijelaskan Nabi Adam dikeluarkan. Namun, ulama ahli tafsir sepakat setan menipu Nabi Adam dan Siti Hawa dengan curang.
“Dalam ayat Alquran ada kata ghurur itu artinya menipu. Kalau menipu ya setan itu gurunya,” bebernya.
Di Surga, kata Kiai asal Rembang ini, saat berada di Surga, Adam berlimpah kemewahan. Hingga suatu saat, Setan datang dengan pura-pura nangis.
“Akhirnya Adam menghampiri, kemudian bertanya, kenapa kamu (Setan) menangis,” ujarnya.
Gus Baha melanjutkan, kemudian Setan berkata kepada Nabi Adam segala kenikmatan yang ada di Surga. Kepada Adam disampaikan segala kenikmatan ini akan segera berakhir, karena pada akhirnya manusia akan mati.
“Nangis, akting begitu. Sampai akhirnya Nabi Adam bertanya, lalu solusinya bagaimana (supaya umur panjang),” ucapnya.
Dari sini kemudian, kata Gus Baha, setan menawarkan mengenai buah istimewa yang disebut khuldi. Bila makan buah itu, maka akan menjadi abadi. Sementara Nabi Adam sendiri ragu, karena itu adalah buah yang dilarang untuk dikonsumsi di Surga.
“Terus setan menjawab, Demi Allah saya tahu info terbaru, bahwa sekarang (makan) khuldi ini tidak apa-apa,” bebernya.
Akhirnya Adam, tambah Gus Baha, memakan buah yang dilarang tersebut. Kemudian oleh Allah dipanggil Adam dan ditanya alasan memakan buah larangan. Jawaban Adam, demi kehormatan Allah ketika disebut oleh Setan, maka ia langsung percaya.
“Nabi Adam sebut yakin Setan tak berani mencatut nama Allah dan ternyata bohong,” urainya.
Secara prosedur, tambahnya, Nabi Adam diusir dari Surga namun diberikan bekal oleh Allah. Berbeda dengan setan yang tak diberikan bekal.
“Setan akting pura-pura nangis, penipu ulung. Kalau penipu itu harus sopan harus nangis, karena jalur penipuan awal dari Setan ya begitu, sopan dan pura-pura nangis,” ujarnya tertawa.
“Cara paling ampuh ya itu (sopan dan nangis),” tambahnya.
Pengajian Gus Baha dengan ulasan berbagai masalah di tengah masyarakat, dipaparkan dengan sederhana. Selain mengisahkan Nabi Adam, dalam pengajian ini Gus Baha juga mengupas mengenai kisah Nabi Musa. Di UII Yogyakarta, Gus Baha merupakan penasihat Pusat Studi Tafsir Quran dan Hadis.(*)
Editor: Febrian Putra