6 Contoh Mad Arid Lissukun dalam Al Quran, Lengkap dengan Pengertiannya

JAKARTA, iNews.id - Contoh Mad Arid Lissukun dalam Al Quran sangat banyak dijumpai dan penting untuk diperhatikan agar bisa membacanya sesuai kaidah tajwid.
Mengetahui dan mempelajari ilmu tajwid merupakan salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil.
Dilansir dari Buku Al Quran Hadis MTs Kelas 7 Kemenag, tajwid menurut bahasa berasal dari jawwada, yujawwidu atau tajwidan (membaguskan atau membuat bagus).
Ilmu tajwid ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membaca dengan baik. Ilmu ini ditujukan dalam pembacaan Alquran, meskipun pengucapan huruf-huruf hijaiyah (alfabet Arab dari alif sampai ya) di luar Alquran juga harus dilakukan karena pengucapan yang tidak tepat akan menghasilkan arti yang lain.
Allah SWT berfirman:
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu'anha bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Yang mahir membaca Alquran bersama malaikat yang terhormat, dan yang membaca Alquran sedang ia terbata-bata serta mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”.
Dalam hadis tersebut sangat jelas diterangkan betapa pentingnya membaca Alquran, sehingga yang bacaannya terbata-bata pun tetap mendapat pahala, bahkan dua pahala dan bagi yang mahir membacanya mendapat kedudukan mulia bersama malaikat.
Menurut istilah, mad ariḍ lissukun adalah bacaan panjang yang terjadi apabila ada bacaan mad ṭhabi'i bertemu dengan huruf hidup yang dibaca waqaf (berhenti), baik berhenti diakhir ayat maupun di tengah ayat. Cara membaca mad ariḍ lissukun boleh dibaca dua harakat (qaṣr), empat harakat (tawassuṭ) atau enam harakat (ṭul).
Cara membaca hukum bacaan mad arid lissukun ada tiga cara, yaitu:
1. Lebih utama yaitu dibaca dengan panjang sampai 2 alif atau 6 harakat / ketukan, seperti panjang bacaan Mad Lazim Mutsaqqal kilmi.
2. Dibaca sedang yaitu dengan panjang 2 alif atau 4 harakat / ketukan, dua kali panjang bacaan Mad Thobi’i.
3. Dibaca pendek yaitu dengan panjang 1 alif atau 2 harakat / ketukan, seperti panjang bacaan Mad Thobi’i.
Editor: Kastolani Marzuki