Dear Kaum Perempuan, Ketahui Hal Ini sebelum Menikah agar Terhindar dari KDRT

JAKARTA, iNews.id - Kekerasan dalam rumah tangga atau yang lebih dikenal dengan KDRT masih marak terjadi di Indonesia. Tujuan menikah dan membina rumah tangga yang seharusnya mulia, dalam perjalanannya justru diwarnai berbagai bentuk kekerasan dan tidak jarang menimbulkan korban.
Dalam pernikahan, dibutuhkan kesiapan dan kemauan dua belah pihak untuk saling mencintai, menghormati, dan menghargai untuk menghindari KDRT.
Kaum perempuan perlu mengetahui beberapa hal sebelum memutuskan untuk menikah agar terhindar dari KDRT. Jose Aditya yang dikenal sebagai Pelatih Percintaan Wanita#1 di Indonesia memberikan 3 tips yang bisa dilakukan agar terhindar dari KDRT, seperti yang dilansir dari lovecoach.id berikut ini:
1. Samakan terlebih dulu value kedua pasangan
Jose mengaku sudah sering menyadarkan perempuan tentang pentingnya value atau nilai dalam memilih pasangan. Sebab, konflik yang terjadi pada pasangan dengan value yang sama/bersinergi pasti berbeda dibanding pasangan yang tidak memiliki value sama.
Mereka yang satu value cenderung akan memanfaatkan konflik sebagai sarana untuk lebih dewasa, meningkatkan cinta dan menambah kemesraan setelahnya.
Sementara mereka yang tidak satu value hanya menjadikan konflik sebagai sarana pelampiasan emosi yang berujung pada makian, ancaman, menyakiti pasangan hingga KDRT yang menyeramkan.
2. Tanyakan Ini
Jose meminta perempuan untuk menanyakan kebiasaan buruk calon pasangan sebelum menikah, terutama kebiasaan buruknya ketika sedang marah. Hal itu sangat penting untuk mendeteksi potensi KDRT.
Misalnya saja, tanyakan, "Mas, kamu kalau lagi marah biasanya ngapain?"
"Kebiasaan buruk apa yang biasanya kamu lakukan kalau lagi marah?"
"Biasanya kamu kalau marah ada alasannya atau nggak? Atau kamu gampang marah meskipun karena hal kecil?"
"Kamu bisa tega menyakiti orang yang kamu cintai nggak sih kalau lagi marah besar?"
"Kalau lagi marah biasanya kamu suka keluar kata-kata kasar nggak?"
3. Pekalah
Disadari atau tidak, banyak perempuan yang mengalami KDRT dalam pernikahan sebenarnya sudah bisa melihat potensi KDRT sebelum pernikahan terjadi. Celakanya, mereka lebih mengutamakan rasa sayang dibandingkan keselamatan.
Padahal, rasa sayang, suka dan kagum saja tidak pernah cukup untuk menjalani kehidupan pernikahan. Untuk itu, jika calon pasangan sudah berani berkata-kata kasar, memaki, merendahkan dan melakukan kekerasan verbal lainnya sebelum kalian menikah, perempuan mengatakan tidak untuknya. Tidak peduli sebesar apa pun rasa sayangmu.
Banyak perempuan menganggap sepele hal ini dengan harapan setelah menikah, kebiasaan buruk ini akan berubah. Padahal, kekerasan verbal yang ditoleransi terus-menerus menjadi bibit menuju kekerasan berikutnya.
Editor: Maria Christina