Dies Natalis Ke-73, UGM Bangun Patung Craki di Pasar Ngasem Yogyakarta

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama, UGM, Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, peresmian patung craki semakin menegaskan UGM sebagai universitas kerakyatan, yang ingin selalu dekat dengan masyarakat, khususnya perajin jamu.
“Jamu merupakan warisan leluhur sejak zaman Mataram. Bukan sekadar menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh namun bisa jadi preventif dan gaya hidup kita,” katanya.
Menurutnya, perajin jamu terus menurun karena generasi muda tidak banyak mengenal dan terbiasa mengonsumsi jamu. Minuman jamu perlu dipajang di hotel bintang tiga hingga bintang lima untuk mengenalkan jamu pada wisatawan.
“Dulu mencari jamu di pasar atau di jalan. Kalau jamu masuk ke hotel tentu segmen akan lebih meningkat,” katanya.
Salah satu perajin jamu, Sunaryanti mengaku senang dan bangga dengan didirikan patung Craki. Selama lebih dari 40 tahun, dia sudah berjualan jamu di Pasar Ngasem dan peminatnya masih bayak. Melalui produk Dijamoni, Sunaryanti setiap harinya mampu menjual hingga 100 botol.
“Saya titipkan di salah satu toko di Pasar Ngasem, sisanya dijual secara online dari rumah,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi