Djaduk Ferianto Meninggal, Berikut Acara yang Tengah Digarap Bersama Butet Kertaradjasa

Yogyakarta, iNews.id – Seniman Yogyakarta, Djaduk Ferianto meninggal dunia, Rabu (13/11/2019) pukul sekitar pukul 02.30 WIB. Padahal dia tengah menggarap beberapa proyek seni dengan kakaknya, Butet Kertaradjasa.
“Saat ini kami tengah menyiapkan pentas Teater Gandrik di Surabaya dan Djaduk yang akan tampil menyutradarainya seperti pementasan sebelumnya,” kata Butet, Rabu (13/11/2019).
Rencananya, Teater Gandrik akan melakukan persiapan pementasan pertamanya di Surabaya, Sabtu (16/11/2019) nanti. Butet mengaku belum tahu apakah pentas ini tetap dilaksanakan atau batal.
“Saya tidak bisa membayangkan teater yang dalam suasana ceria disajikan dalam suasana duka,” katanya.
Selain teater Gandrik, Butet dan Djaduk juga tengah mempersiapkan pementasan di Captown Jazz Afrika, akhir Maret 2020 mendatang. Bahkan, keduanya telah terbang ke Afrika Selatan akhir September kemarin untuk melakukan langkah persiapan.
Dalam pementasan tersebut, Djaduk akan berkolaborasi dengan vokalis dan pemusik perkusi dari Kota Johannesburg dan Kota Captown, Afrika Selatan.
“Djaduk mengaku telah menemukan komposisi melodi yang dimainkan oleh kolaborasi pemusik dari Afrika tersebut,” katanya.
Bagi Butet, adiknya Djaduk Ferianto merupakan sosok pekerja keras, disiplin dan menyiapkan semuanya secara perfeksionis. Sehingga dirinya memaklumi jika dari setiap persiapan-persiapan yang dilakukan, membutuhkan energi menyedot konsentrasi yang melebihi dosis.
Sebelumnya, seniman asal Yogyakarta, Djaduk Ferianto meninggal dunia, Rabu (13/11/2019) dini hari tadi, sekitar pukul 02.30 WIB. Kabar duka mengenai berpulangnya Djaduk diketahui dari unggahan sang kakak, Butet Kartaredjasa, yang menuliskan keterangan RIP Djaduk Ferianto, dengan latar belakang hitam bertuliskan “Sumangga Gusti”.
Jenazah Djaduk Ferianto disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiharjo. Sementara, proses pemakaman dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Editor: Umaya Khusniah