Drone Bayraktar TB2 Milik Ukraina Jadi Mimpi Buruk bagi Tentara Rusia
JAKARTA, iNews.id - Tentara Ukraina menggunakan drone Bayraktar TB2 untuk melawan invansi Rusia. Drone ini ternyata sangat efektif untuk menghajar pasukan Beruang Merah itu.
Pasukan Rusia kocar-kacir dihajar pesawat tanpa awak buatan Turki tersebut. Drone itu mampu menghancurkan kendaraan lapis baja Rusia dalam serangan sejak pekan lalu.
Pada awal Januari lalu, Presiden Vladimir Putin sudah menyampaikan kekhawatirannya soal penggunaan drone Bayraktar TB2 oleh pasukan Ukraina dalam melawan kelompok separatis pro-Moskow di Donbass.
Putin saat itu bahkan mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pasukan Ukraina menggunakan drone tersebut dengan perilaku destruktif.
Dia juga mengatakan kepada Erdogan, pasukan Ukraina melakukan aktivitas provokatif dan menggunakan drone Bayraktar dalam upaya lebih lanjut untuk merusak perjanjian damai Minsk. Namun Turki tak gentar dengan pernyataan Putin, bahkan tetap melanjutkan kerja sama pengadaan Bayraktar yang akan diproduksi di Ukraina.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan, drone Bayraktar berhasil menembak sistem persenjataan buatan Rusia milik kelompok separatis. Sejak itu kelompok separatis takut melakukan tugas menggunakan persenjataan tersebut karena khawatir dengan konsekuensinya.
Lantas apa hebatnya drone Bayraktar sampai membuat Putin waswas? Pesawat tanpa awak ini dikembangkan oleh perusahaan Baykar Makina. Ini merupakan drone serangan dengan kemampuan terbang menengah, namun memiliki daya tahan lama.
Selain menjalankan misi tempur dengan target di darat, Bayraktar TB2 juga bisa digunakan untuk pengintaian dan pengawasan.
Pengembangan Bayraktar TB2 dimulai pada 2007 dan melakukan terbang perdana pada 2009. Drone ini mulai digunakan oleh militer Turki pada 2014. Bayraktar TB2 menjadi andalan Turki dalam konflik di Suriah dan Libya.
Dalam perang itu, Bayraktar TB2 menghancurkan sejumlah sistem pertahanan udara jarak pendek buatan Rusia Pantsyr-S1. Pada 2020 Bayraktar TB2 mengalami pengembangan hingga kemampuan terbangnya mencapai rekor dalam sejarah industri militer negara itu. Sejak itu pula Turki mulai mengekspornya, termasuk ke Ukraina. Namun militer Ukraina baru mulai menggunakannya pada 2021 untuk melawan kelompok separatis di Donbass (Donetsk dan Luhansk).
Di tahun yang sama Turki juga mengirim Bayraktar TB2 untuk membantu perang Azerbaijan dengan Armenia yang lagi-lagi didukung Rusia.
Bayraktar TB2 terbukti menjadi kendaraan udara tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV), yang sangat efektif dan memiliki pencapaian signifikan selama konflik militer.
Pada 2022, Bayraktar TB2 juga digunakan selama konflik militer di Suriah, Libya, Nagorno Karabakh, dan Ukraina. Selama konflik ini TB2 menghancurkan total 759 kendaraan militer, sistem artileri dan berbagai peralatan musuh lainnya.
Angka itu termasuk 120 tank, 46 kendaraan lapis baja, 142 sistem artileri derek, 43 sistem artileri self-propelled, 7 senjata anti-pesawat self-propelled, 78 sistem roket artileri, 2 rudal balistik, 37 sistem pertahanan udara, 7 radar, 269 kendaraan militer, dan 7 pesawat.
Drone ini ditenagai mesin Rotax 912 tunggal yang menghasilkan tenaga 105 hp. Dia dapat menjelajah dengan kecepatan maksimum lebih dari 220 km per jam. Jangkauan maksimumnya adalah 6.000 km dengan ketinggian jelajah 8,2 km. Drone ini mampu mengudara 24 jam untuk sekali terbang.
Semua komponen penting dari Bayraktar TB2, termasuk sistem kontrol penerbangan, INS-GPS, sistem lepas landas dan mendarat otomatis, diproduksi di Turki.
Drone serang ini dapat membawa muatan maksimum 65 kilogram yang artinya bisa menggendong 4 rudal MAM-C atau MAM-L. Rudal ini dirancang khusus untuk drone dan pesawat serang ringan dengan kapasitas muatan rendah.
MAM-C atau MAM-L beroperasi dengan panduan laser dan dapat menyerang target diam atau bergerak. MAM-C memiliki hulu ledak berdaya ledak tinggi, sedangkan MAM-L memiliki hulu ledak termobarik.
Pada 2020 drone Bayraktar TB2 dilaporkan menghancurkan lebih dari 100 tank. Ini termasuk 69 tank Armenia dan 30 tank tentara Arab Suriah. Angka-angka ini tidak termasuk banyak kendaraan militer lainnya, seperti pos komando dan pasukan.
Bayraktar TB2 terbukti sangat efektif dalam dinas militer Turki. Drone penyerang ini membuat namanya menjadi pembunuh Pantsyr Turki. Selama aksi militer di Suriah dan Libya, drone ini dilaporkan menghancurkan sejumlah sistem pertahanan udara jarak pendek Pantsyr-S1 buatan Rusia. Pada tahun 2022 Bayraktar TB2 menghancurkan 11 sistem Pantsyr-S1 selama berbagai konflik militer. Meskipun beberapa drone ini juga hilang karena tembakan musuh.
Lalu, berapa harganya? Bicara soal harga, tak ada patokan pasti karena sangat bergantung pada spesifikasi. Bahkan hubungan kedekatan antara negara produsen dengan pembeli pun bisa memengaruhi.
Namun diketahui harga satu unit Bayraktar TB2 sekitar 5 juta dolar AS atau sekitar Rp72 miliar, mengacu pada kontrak yang diteken dengan Ukraina.
Editor: Ainun Najib