get app
inews
Aa Text
Read Next : Bangkalan Fokus Perbaikan Gizi Anak, Muhammad Mosleh: Peran Komunitas Jadi Kunci Tekan Stunting 

Gandeng Negara Seychelles, BKKBN Entaskan Stunting dengan Pengelolaan Sampah

Selasa, 17 Mei 2022 - 21:26:00 WIB
Gandeng Negara Seychelles, BKKBN Entaskan Stunting dengan Pengelolaan Sampah
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo membuka workshop dalam pengelolaan sampah untuk cegah stunting di Kulonprogo. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng negara Seychelles dalam pencegahan stunting. Salah satunya dalam penanganan sampah untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. 

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, penyebab stunting secara spesifik berupa sub optimal health atau kondisi kesehatan yang tidak optimal. Hal ini terwujud dengan banyaknya sampah menggunung dan banyak lalat buruk untuk kesehatan. 

“Sampah yang menggunung akan memicu lalat menyebabkan penyakit. Sampah merupakan faktor sensitif untuk kualitas kesehatan,” kata Hasto, pada Workshop Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera Kabupaten Kulonprogo Tahun 2022 di Gedung Kaca Komplek Pemkab Kulonprogo, Selasa (17/5/2022).  

Menurut Hasto, masalah stunting harus dikeroyok secara konvergen dengan melibatkan semua lini. Semua kementerian dan lembaga harus ikut mendukung dan terlibat demi kualitas SDM Indonesia. 

Stunting juga disebabkan dari masalah sub optimal parenting. Kadang anak susah makan masih ditambah stres karena dimarahi dan ditakut-takuti orang tua. Sering  orang tua menakuti anaknya, kalau tidak makan nanti disuntik dokter dan intimidasi lain-lainnya. 

“Anak butuh kasih sayang, semestinya dibuat gembira. Orang tua tidak boleh egois mempresure anak,” katanya.
 
Tahun ini BKKBN menyiapkan anggaran penanganan stunting senilai Rp4,1 miliar. Anggaran ini lebih banyak untuk kegiatan non fisik. 

Stunting memiliki tiga konsekuensi, tubuh pendek, tidak cerdas dan sakit-sakitnya. Ketika memasuki usia dewasa juga rentan terkena jantung dan stroke. 
 
Bupati Kulonprogo, Sutedjo mengatakan, angka stunting di Kulonprogo tinggal 14,9 persen. Pada tahun 2024 target nasional tinggal 14 persen, sehingga di Kulonprogo ditargetkan tinggal 9 persen. 

“Kami terus menargetkan turun dua atau tiga persen per tahun,” katanya. 
 
Sementara GKR Bendoro mengatakan, pengelolaan limbah rumah tangga bisa menambah income bagi keluarga. Misalnya bisa menghasilkan maggot, menghasilkan uang dan berdampak finansial freedom.

"Dengan finansial yang baik, maka akan mendukung kesehatan, pemenuhan gizi keluarga dan menunjang perekonomian rumah tangga," katanya.

Duta Besar Seychelles, Nico Barito menyatakan, negaranya termasuk negara maju dengan income pariwisata yang cukup tinggi. Wisatawan datang karena lingkungan yang bersih dan sehat. 

“Kami akan menularkan bagaimana membuat lingkungan bersih. Kami menawarkan pengelolaan dengan mesin pengolah dengan kapasitas 5-10 ton per hari,” katanya. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut