Gawat, Dalam Sehari Ada 638 Orang Positif Covid-19 di DIY

YOGYAKARTA, iNews.id-Kasus harian Covid-19 di DIY hingga Sabtu (19/6/2021) belum dapat terkendali. Dalam sehari ada 638 kasus positif baru. 

Tambahan ini menjadi kasus konfirmasi positif terbanyak di DIY dalam kurun satu hari. Secara akumulasi kasus positif Covid-19 di DIY menjadi 51.976 orang. 

Baca Juga

Covid-19 Melonjak, Pemerintah Diminta Tak Ragu Berlakukan PSBB Total

Kabag Humas Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji mengatakan, penambahan  638 kasus terkonfirmasi positif ini hasil pemeriksaan 2.512 sampel dari pemeriksaan 2.478 orang. 

Dari jumlah ini tambahan paling banyak di Sleman 208 kasus, disusul Bantul 198 kasus, Gunungkidul 110 kasus, Yogyakarta 82 kasus dan Kulonprogo 40 kasus.

Baca Juga

PHRI Sleman Yakin Gubernur Tak Gegabah Terapkan Lockdown di DIY

“Untuk distrubusi kasus berdasarkan riwayat, tracing kontak kasus positif  486 kasus, periksa mandiri 112 kasus, perjalanan luar daerah lima kasus,  screening karyawan kesehatan empat kasus dan belum ada info 31 kasus,” kata Ditya dalam keteranganya, Sabtu (19/6/2021) 

Selain itu penambahan kasus positif  juga ada penambahan 275 pasien yang sembuh. Sehingga total yang sembuh menjadi  45.355 orang dan 10 pasien meninggal, sehingga  menjadi 1.352  orang.

Baca Juga

DPRD Sleman Dukung Wacana Lockdown tapi Minta Penjelasan Konsep Detailnya Dulu

Pasien Covid-19 yang sembuh  paling banyak di Sleman 97 orang, kemudian Bantul 89 orang, Gunungkidul 35 orang, Yogyakarta 28 orang dan Kulonprogo 26 orang.

“Untuk tambahan 10 pasien Covid-19 meninggal, lima orang warga Sleman, empat orang warga Bantul dan satu orang warga Yogyakarta,” katanya.
 
Ditya menambahkan dari perkembangan kasus Covid-19 di DIY untuk tingkat kesembuhan (case recovery rate) mencapai 87,26%  dan tingkat kematian (case fatality rate) mencapai 2,60 %. 

Untuk ruang perawatan dari  139 tempat tidur (TT) kritikal, yang  terpakai  88  TT, sisa 51 TT dan dari 802 TT non kritikal, yang sudah terpakai 602  TT masih sisa 200 TT. 

Editor: Ainun Najib