get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Tempat Wisata di Dekat Bukit Bintang Gunungkidul yang Wajib Masuk Bucket List Kamu!

Gegara Antar Calon Istri Terlalu Malam, Duda Asal Saptosari Diperas Oknum LSM

Rabu, 14 Juni 2023 - 14:06:00 WIB
Gegara Antar Calon Istri Terlalu Malam, Duda Asal Saptosari Diperas Oknum LSM
Gegara mengantar kekasihnya terlalu malam, warga Saptosari Gunungkidul diperas sejumlah orang. (Foto: Ilustrasi/Ist)

GUNUNGKIDUL, iNews.id- Apes dialami oleh warga Kapanewon Saptosari, Gunungkidul SA (35). Gegara mengantar pulang kekasihnya, RN (23) warga Kalurahan Getas Kapanewon Playen terlalu malam, dia menjadi korban pemerasan oleh seseorang yang mengaku dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan wartawan.

SA sendiri berstatus duda dan RN saat ini dalam proses cerai dengan suaminya. RN dikabarkan tengah mengurus proses perceraian karena sudah lama suami sahnya tidak memberi nafkah terhadap dirinya. 

Hingga akhirnya terjalinlah hubungan spesial antara SA dan RN. Bahkan hubungan keduanya sudah mengarah ke jenjang lebih serius. Keduanya sepakat membangun mahligai rumah tangga namun menunggu proses perceraian RN tuntas.

Aksi pemerasan tersebut bermula ketika Minggu (4/6/2023) malam lalu SA mengantarkan calon istrinya, ke rumahnya. Saat itu memang sudah larut malam. Keduanya kemudian didatangi oleh tokoh masyarakat setempat. Mereka kemudian diinterogasi perihal hubungan asmara itu.

Di hadapan warga dan tokoh masyarakat, keduanya kemudian memberikan jawaban tegas bahwa akan segera melangsungkan pernikahan usai proses perceraian RN selesai. Dan akhirnya permasalahan tersebut sudah selesai. "Saat itu (Minggu malam) itu sebetulnya sudah selesai masalahnya secara kekeluargaan,"kata SA.

Namun demikian 4 hari berselang, ada oknum yang mengaku sebagai Lembaga Bantuan Hukum (LBH) mengundang SA datang ka kantor Balai Kalurahan Getas. Oknum tersebut mengaku mendapat surat kuasa dari suami RN yang saat itu masih proses cerai.

SA saat itu menduga pertemuan itu juga akan dihadiri Pamong hingga Lurah setempat. Tapi ternyata perkiraanya salah, saat itu tidak ada pamong Kalurahan setempat yang menyaksikan pertemuan tersebut.

"Saat di Balai Kalurahan itu ada 4 orang yang menemani suami RN. 4 orang itu mengaku sebagai LBH, LSM dan oknum wartawan,"katanya.

Dalam pertemuan di Balai Kalurahan tersebut, SA justru dipaksa mengeluarkan uang sebanyak Rp30 juta. Uang tersebut akan digunakan sebagai dalih menyelesaikan masalah dengan suami RN. 

Lantaran tidak memiliki uang sebesar itu, maka negoisasi pun dilakukan. Hingga akhirnya terjadi kesepakatan di mana SA hanya mampu memberikan uang sebesar Rp10 juta kepada mereka berlima.

"Saat itu mereka mengancam jika saya tidak memberikan uang maka akan dituntut secara hukum," ucapnya.

Dugaan pemerasan itu juga menggunakan surat perjanjian bermaterai. Namun SA menilai dalam surat tersebut terdapat sejumlah kejanggalan. Salah satunya kejanggalannya di dalam isi surat tidak tertera uang sebanyak Rp10 juta sebagai penyelesaian masalah.

Usai menyerahkan uang tersebut, para pelaku kemudian membubarkan diri. Sementara SA kemudian menceritakan hal tersebut ke keluarganya. Pihak keluarga tak terima dengan kejadian itu. 

"Saya kemudian memutuskan melaporkan apa yang dialaminya ke Polisi. Keluarga saya tidak terima saya diperas uang sebanyak itu. Padahal saya sudah mempunyai niat serius menikahi RN usai proses perceraian selesai,"ujarnya.

Kapolsek Playen AKP Sigit Tedjakusuma ketika dikonfirmasi membenarkan adanya laporan perihal pemerasan tersebut. Namun dia mengaku tidak begitu hafal dengan nama-nama orang yang menjadi korban pemerasan ataupun yang diduga menjadi pelaku.

"Benar tadi malam atau selasa malam saya mendampingi anggota hingga larut dalam menangani kasus dugaan pemerasan ini,"terang dia, Rabu (15/6/2023).

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut