get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Tempat Kuliner Malam Hari di Gunungkidul, Paling Hits dan Instagramable

GKR Hemas dan Kepala Sekolah yang Atapnya Ambruk Minta Pelaksana Proyek Tanggung Jawab

Jumat, 11 November 2022 - 21:28:00 WIB
GKR Hemas dan Kepala Sekolah yang Atapnya Ambruk Minta Pelaksana Proyek Tanggung Jawab
GKR Hemas saat berbincang dengan Kepala SD Muhammadiyah Bogor Playen. (Foto : MPI/erfan Erlin)

GUNUNGKIDUL, iNews.id- Penyidik Polres Gunungkidul telah menetapkan dua pemborong sebagai tersangka dalam kasus ambruknya atap SD Muhammadiyah Bogor Playen. Pemborong dituding sebagai orang yang bertanggung jawab mengganti rangka atap yang harusnya kayu dengan baja ringan.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan Kepala SD Muhammadiyah Bogor Playen, Indah Suryani juga menyesalkan aksi yang dilakukan pemborong tersebut. Keduanya meminta pemborong bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi.

Indah mengaku jika sejak awal SD itu berdiri, dirinya sudah menjadi kepala sekolah. Hanya saja untuk bagian sarana prasarana itu bukan ranahnya. Karena hal itu merupakan bagian dari komite sekolah. Dan komite sekolah dalam pembangunan tersebut membuat kepanitiaan. "Kalau dibilang tidak tahu, saya ya tahu pembangunan itu. Tetapi tidak mengetahui secara detail," ujar  dia, Jumat (11/11/2022).

Indah mengungkapkan, bangunan tersebut selesai September 2021 dan diresmikan Bupati Gunungkidul pada tanggal 18 Desember 2021. Selama ini memang tidak ada yang mencurigakan karena sering mereka gunakan untuk kegiatan bahkan malam hari juga sering digunakan.

Namun dia sendiri tidak mengetahui secara pasti kondisi atap bangunan tersebut karena tertutup oleh plafon. Dan ia merasa semuanya baik-baik saja. Hanya saja pagi sebelum kejadian ada siswa yang mendengar suara mencurigakan.

"Ada siswa yang dengar sesuatu bunyi krek-krek. Karena anak-anak ya terus dikira tikus. Anak itu lapor ke saya setelah kejadian," kata dia.

Dan terkait dengan rangka atap dia sendiri tidak mengetahui mengapa menggunakan baja ringan dan genteng press. Karena dia tahu tiba-tiba saja sudah terpasang baja ringan. Saat itu dia beranggapan mungkin itu yang diinginkan oleh panitia pembangunan.

Diapun juga tidak pernah tahu bagaimana desain awal bangunan tersebut, karena bukan tanahnya. Meskipun sejatinya anggaran yang digunakan untuk membangun adalah dari sekolah senilai Rp600 juta.

Diapun menyesalkan pengerjaan dari para pemborong yang memang menyebabkan peristiwa tersebut. Karena sejatinya sekolah hanya menginginkan bangunan yang baik dan aman bagi anak-anak namun ternyata dikerjakan dengan asal-asalan.

"Saya itu nggih heran ya itu sama sing nggawe, kontraktornya. Kok iso koyo ngono. Saya golek duit wae rekoso malah koyo ngene," ujarnya.

Di tempat yang sama, GKR Hemas juga meminta kepada pemborong pembangunan gedung SD Muhammadiyah Bogor Playen yang roboh atapnya tersebut bertanggungjawab. Sebab pemborong kurang berhati-hati dalam menggunakan baja ringan.

Pihak pemborong memang harus menyelesaikan permasalahan tersebut karena karena rangka atap yang ambruk tersebut dibangun dengan menggunakan baja ringan. Dan penggunaan baja ringan memang tidak semudah yang dibayangkan 

"Sudah cukup bagus penanganan paska kejadian. Hanya memang perlu diselesaikan masalah yang bangun pemborongnya,"ujar dia.

Menurut permaisuri Raja Yogyakarta itu, hingga saat ini dia melihat penanganan terkait peristiwa robohnya bangunan atap di SD tersebut sudah baik tahapannya, baik sesaat setelah kejadian ataupun paska kejadian. Dan ia meminta ada pendampingan kepada para siswa yang menjadi korban.

"Kami harap ada pendampingan khusus kepada siswa yang saat ini masih belum bersedia untuk sekolah,"kata dia.

Terlepas dari itu semua, GKR Hemas menuturkan bahwa kejadian ini merupakan musibah. Dan meminta agar peristiwa tersebut tidak terjadi lagi. Dan yang penting dalam pembangunan sekolah adalah siswa bisa punya kesempatan masuk sekolah.

Menurutnya kesiapsiagaan sekolah itu sebenarnya juga sudah cukup bagus. Karena penanganan pada waktu kejadian dan setelah kejadian sudah cukup bagus. Karena dia mendengar langsung dari kepala sekolah bahwa semua sudah ditangani dengan baik.

Ke depan, dia meminta kepada semua sekolah dan instansi yang membidanginya agar tetap melihat bangunan-bangunan sekolah yang sudah tidak memadai. Tidak hanya di Gunungkidul mungkin juga di kabupaten yang lain.

"Anak itu harus sekolah namun sekolah itu juga harus menyediakan tempat yang sebaik-baiknya. Harus ada yang evaluasi berkaitan dengan kondisi sekolah," ujarnya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut