Hadapi Bencana Hidrometereologi, Pemkab Bantul Aktivasi 29 Pos Pantau

Aktivasi posko pantau dilakukan di Kalurahan Trirenggo dan kemudian tiga titik di kawasan Kapanewon Imogiri. Selain itu juga didistribusikan logistik di pos pantau berupa minyak, mi instan, gula pasir serta teh.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menambahkan saat ini DIY sudah memasuki cuaca ekstrem sebagai bagian dari siklus hidrometereologi. Sesuai prediksi BMKG pada 3 Oktober 2022 sampai Maret 2023, wilayah Bantul akan diguyur hujan yang berada di atas rata-rata.
"Di atas rata-rata itu tinggi (intensitas) dan ekstrem. Ini sangat beresiko," katanya.
Rapat komprehensif sengaja digelar dengana melibatkan seluruh OPD, Panewu, lurah dan relawan. Penanganan bencana butuh dukungan SDM yang banyak. Pemkab bantul juga sudah mengidentifikasi peta rawan bencana baik banjir, longsor kemudian kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan seperti perahu karet.
"Ini artinya perlu persiapan yang serius karena ini menyangkut nyawa 1 juta jiwa penduduk Bantul," ujar dia.
Halim menambahkan, BMKG telah memperkirakan jika puncak musim penghujan akan terjadi pada bulan Februari 2023 mendatang. Untuk itu perlu langkah konkret dalam mengantisipasi bencana.
Editor: Kuntadi Kuntadi