get app
inews
Aa Text
Read Next : Logo Hari Santri 2025, Lengkap dengan Makna dan Filosofinya

Hari Santri, Pondok Pesantren Diharapkan Jadi Tulang Punggung Ekonomi Syariah

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 17:48:00 WIB
Hari Santri, Pondok Pesantren Diharapkan Jadi Tulang Punggung Ekonomi Syariah
Jajaran OJK secara simbolis memberikan rekening kepada santri Ponpes Krapyak. (Foto : MPI/erfan erlin)

BANTUL, INews.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut memperingati Hari Santri Nasional, Sabtu (22/10/2022). Mereka menyelenggarakan seminar literasi keuangan syariah di Pondok Pesantren Ali Ma'sum Krapyak Kapanewon Sewon Bantul. Ribuan Santri dari Pondok Pesantren tersebut menghadiri kegiatan ini.

Dirjen Ekonomi Syariah Kementrian BUMN, Iggi Achsien mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar di dunia sekaligus santri terbanyak di dunia. Tentu hal ini merupakan potensi yang luar biasa untuk dioptimalkan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

"Sinergi yang kuat di antara berbagai elemen masyarakat terutama santri dan pesantren menjadi sangat penting dalam memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif," kata dia, Sabtu.

Banyaknya santri di ribuan pondok pesantren di tanah air menjadi potensi berkembangnya ekonomi syariah di tanah air. Perputaran ekonomi di seputaran kehidupan pondok pesantren bisa dimaksimalkan untuk mendukung perkembangan ekonomi syariah di tanah air.

Menurutnya Kementerian Agama mencatat total santri di Indonesia sampai Tahun 2022 mencapai 4,1 juta tersebar di 2722 pesantren. Untuk santri NU saja sudah mencapai 27.000 orang dan ketika ditambah selain NU menjadi 30.000.

Dengan jumlahnya yang kemudian makin bertambah, santri menjadi elemen penting dalam mendorong kemajuan peradaban di pesantren. Juga pada saat yang sama merupakan pasar yang memiliki potensi ekonomi yang besar dalam hal pemenuhan kebutuhan santri seperti sandang pangan, colokan internetan dan lain-lain.

Kondisi ini akan menjadi motor penggerak ekonomi umat. Dengan potensi yang sangat besar ini, di mana pesantren yang tersebar di seluruh tanah air dan lahir secara mandiri, dibangun dengan swadaya masyarakat.

Artinya memberikan layanan yang terintegrasi untuk mengoptimalkan fungsi ekonomi pesantren perlu disusun sebuah road map. Di mana road map tersebut mencakup strategi pemberdayaan ekonomi pesantren yang dapat dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan.

"Di antara aspek yang perlu memperhatikan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah literasi dan inklusi keuangan syariah di kalangan akademika pesantren,"kata dia.

Menurutnya, kemajuan ekonomi syariah di Indonesia juga bergantung pada karakter santri. Hal tersebut merupakan potensi yang harus terus diasah dipupuk dan dikembangkan melalui penyediaan sarana pendukung peningkatan literasi dan akses keuangan syariah yang terjangkau.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi menambahkan, santri telah memberi kebermanfaatan bagi manusia maupun alam. 

Jika dalam masa lalu pesantren memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan maka saat ini pesantren harus memiliki peran dalam mengisi kemerdekaan, bukan hanya sebagai pusat pendidikan keagamaan tapi juga berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.

"Salah satunya melalui pengenalan dan pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan syariah," kata dia.

Dia menambahkan produk dan layanan jasa keuangan syariah dapat menjadi solusi dalam mendukung aktivitas transaksi keuangan di sekitar pondok pesantren. 

Selama ini, OJK selalu gencar melakukan pendidikan baik edukasi dan literasi ke seluruh masyarakat karena mereka ingin meningkatkan indeks literasi dan inklusi masyarakat.

Dia menyebut sekarang ini angka literasi keuangan keuangan Indonesia sekitar 38 persen dengan inklusi keuangan di Indonesia 76 persen.  literasi artinya pemain pemahaman masyarakat terhadap akses produk dan jasa keuangan sementara inklusi itu adalah penggunaan produk dan jasa keuangan.

"Karena angka lebih tinggi inklusinya daripada literasinya berarti banyak orang yang menggunakan produk dan jasa keuangan tapi belum paham," ujar dia.

Pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh stakeholder dan pelaku usaha jasa keuangan untuk semakin mengecilkan gap di mana ketika orang memakai produk maka harus paham. Sehingga nanti angkanya sesuai target Presiden Republik Indonesia yaitu mencapai inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90 persen.

Pada kesempatan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didukung oleh Bank BPD DIY menyebar 5.100 tabungan untuk para santri di lima pondok pesantren dalam peringatan hari Santri Nasional yang dipusatkan di Pondok Pesantren Krapyak, Sewon, Bantul.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut