Hebat, Meski Kakinya Patah Perwira Kopassus Ini Mampu Tumpas Teroris dalam 3 Menit

JAKARTA, iNews.id – Pasukan elite TNI AD Kopassus (Komando Pasukan Khusus) memasuki umur yang ke-70. Pasukan Baret Merah ini mempunyai beragam kisah heroik sepanjang perjalanannya.
Salah satu kisah suskses operasi militer yang dilakukan Kopassus adalah pembebasan sandera dalam peristiwa pembajakan pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia atau disebut juga Woyla , pada 28-31 Maret 1981.
Mendengar kabar pesawat Garuda dibajak di Thailand, Pangkopkamtib Laksamana Sudomo kemudian meneruskannya ke Panglima ABRI, Jenderal M Yusuf dan Asintel Hankam Letjen Benny Moerdani.
Jenderal M Yusuf dan Letjen Benny saat itu tengah berada di Ambon dalam rangka latihan gabungan ABRI. Saat itu Yusuf langsung memerintahkan Benny untuk mengatasi pembajakan pesawat Garuda Woyla.
Saat itu Yusuf juga meminta Danjen Kopassus Brigjen Yogi S Memet, untuk mempersiapkan pasukan. Mendapat perintah itu Yogi langsung menghubungi markas Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), sekarang menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung.
Yogi memerintahkan Pejabat Asisten 2 Operasi Kopassus Letkol Sintong Panjaitan untuk memimpin operasi pembebasan sandera. Saat itu kondisi Sintong tidak begitu baik. Kakinya patah saat latihan penerjunan.
Sintong Panjaitan sempat menjalani perawatan selama dua minggu di RSPAD Gatot Subroto. Setelah dinyatakan membaik, Sintong diperbolehkan pulang.
Kondisinya saat itu masih belum pulih benar, kakinya masih sulit berjalan normal. Dia harus menggunakan dua tongkat penyangga untuk berjalan.
Editor: Ainun Najib