ISI Yogyakarta Buka Jurusan Kuliah Baru, Satu-satunya di Indonesia
YOGYAKARTA, iNews.id-Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta telah membuka kembali penerimaan mahasiswa baru tahun 2023. ISI juga membuka 3 program studi (Prodi) baru pada Fakultas Seni Rupa (FSR).
Siswa-siswi SMA sederajat yang baru saja lulus dan memiliki minat melanjutkan ke bangku kuliah di bidang seni dapat meneruskan di ISI Yogyakarta.
Pembantu Rektor 1 ISI Yogyakarta, Hanggar Budi Prasetya mengatakan, dalam tahap penerimaan mahasiswa baru ISI Yogyakarta dapat ditempuh melalui 3 jalur penerimaan. Pertama, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dan jalur Mandiri.
"Untuk SNBP dan SNBT sudah selesai dilaksanakan pada bulan Mei ini, namun untuk mahasiswa yang belum diterima melalui dua jalur tersebut, atau sudah melewati batas usia bisa masuk melalui tes jalur mandiri," katanya, Senin (29/05/2023).
Hanggar menyebut bahwa tes jalur mandiri ini mulai dibuka pada tanggal 30 Mei sampai 27 Juni 2023. Kemudian, peserta dapat mengunggah syarat portofolio dari tanggal 30 Mei sampai 29 Juni 2023. Adapun, pengumuman seleksi ini akan disampaikan pada tanggal 27 Juli 2023.
Sementara itu, di tahun ajaran baru ini ISI Yogyakarta hadir dengan 3 program studi (Prodi) baru pada Fakultas Seni Rupa (FSR). Bahkan, Hanggar menyebut satu di antaranya merupakan prodi baru dan hanya satu-satunya ada di Indonesia.
"Tiga prodi baru yang kami buka yakni prodi Konservasi Seni, Desain Media dan Produksi Film dan Televisi. Untuk prodi Konservasi Seni hanya ada di ISI dan satu-satunya di Indonesia, Desain Media dan Produksi Film dan Televisi juga masih jarang," ujarnya.
Disebutkan, alasan ISI Yogyakarta membuka prodi baru tersebut karena melihat besarnya peluang bagi para lulusan untuk terjun di dunia kerja. Pasalnya, kata dia, tenaga konservator yang notabene berasal dari lulusan prodi Konservasi Seni kebanyakan masih didatangkan dari luar negeri. Sementara, di Indonesia sendiri banyak museum-museum yang membutuhkan ahli di bidang tersebut.
"Di Yogyakarta saja misalnya, ada berapa museum yang berdiri, kemudian peneliti seni khususnya di Indonesia adalah karya seni di wilayah tropis itu masih jarang. Jadi kesempatan ini masih sangat terbuka sekali. Ini yang menjadi salah satu alasan kami membuka prodi tersebut," paparnya.
Selain itu, pada tahun ini, ISI Yogyakarta berencana akan menambah kuota mahasiswa khususnya pada bidang studi yang paling diminati. Diantaranya Pendidikan Musik, Musik, Seni Rupa, Desain Produk, dan Media Rekam.
"Kami juga akan menambah daya tampung untuk beberapa program studi, karena memang peminatnya banyak. Total kami akan menerima sebanyak 1.712 mahasiswa, atau bertambah 300 sampai 400 mahasiswa dari tahun sebelumnya," katanya.
Editor: Ainun Najib