Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional, UMKM Perlu Didukung Teknologi Informasi
YOGYAKARTA, iNews.id – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung ekonomi di Indonesia. Mereka mampu menyediakan 99 persen lapangan kerja. Hanya saja mereka belum memanfaatkan teknologi informasi.
Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta yang mampu menyediakan lapangan kerja hingga 99 persen. UMKM juga menyerap 97 persen angkatan kerja dan memberikan kontribusi pendapatan domestik bruto hingga 56-59 persen.
“Sebagian besar UMKM itu bergerak di sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebanyak 49 persen dan perdagangan 29 persen. Sedangkan yang berjualan daring hanya 17,1 persen,” kata Sukamta dalam Webinar Pemanfaatan IT dalam Mendukung UMKM Berdaya Saing bekerja sama dengan Kominfo dan Bakti, Jumat (19/3/2021).
Sukamta mengatakan, keberadaan usaha mikro kecil (UMK) di DIY jumlahnya mencapai 521.011. Sekitar 98,7 persen bergerak di bidang usaha non pertanian. Sebagian besar bisang perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan dan sektor industri minuman.
“Keberadaan UMK ini menyerap 82,1 persen tenaga kerja non pertanian,” kata politisi PKS ini.
Masalah yang dihadapi pelaku UMKM sangatlah kompleks, dari modal yang terbatas, gagap teknologi, kurang inovasi dan tidak memiliki badan hukum. Bahkan sebanyak 95,67 persen UKM ini belum berbadan hukum dan 87,22 persen juga belum menjalin kemitraan dengan lembaga lain.
Sukamta mengatakan, hampir para pelaku UMKM ini hanya 9,04 persen yang menggunakan komputer, selebihnya masih manual. Begitu juga dalam pemanfaatan internet juga baru diakses 118,34 persen.
“UMKM ini perlu didorong untuk memanfaatkan teknologi informasi. Perusahaan tidak perlu besar tetapi harus lincah memanfaatkan teknologi informasi,” katanya.
Sukamto mendorong pemerintah untuk memberikan fasilitasi Kemitraan dengan Kampus dan Dunia Usaha Yang Sukses dengan dukungan teknologi informasi. UMKM juga perlu didukung dengan akses teknologi, managemen usaha dan akses pemasaran.
“Pemerintah juga harus mendorong inkubasi teknologi dengan mengalirkan hasil riset menjadi produk,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi